REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir membuka beberapa peti mati mumi berusia ribuan tahun di depan penonton langsung. Puluhan orang berkerumun pada hari Sabtu (3/10) ketika para arkeolog membuka segel pertama dari 59 sarkofagus yang disegel.
Sarkofagus berisi mayat pendeta Mesir kuno yang dimakamkan sekitar 2.500 tahun yang lalu. Beberapa penonton mengenakan masker, beberapa tidak memakai masker.
Sarkofagus kayu pertama berisi mumi yang dibungkus dengan kain penguburan berhias, yang telah didekorasi menyerupai wajah mendiang pendeta. Pendeta itu dan puluhan lainnya dimakamkan sejak lama selama periode akhir Mesir kuno.
Sarkofagus kayu ditemukan awal tahun ini di pekuburan Saqqara, selatan Kairo dekat Memphis, bekas tempat kedudukan kekuasaan Mesir Kuno. Wilayah ini adalah rumah bagi beberapa piramida, termasuk Piramida Giza yang terkenal. Kawasan itu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1970-an.
"Kami sangat senang dengan penemuan ini," kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Purbakala Tertinggi dilansir di Global News, Selasa (6/10).
Dia mengatakan sarkofagus berada dalam kondisi sempurna. Penemuan tersebut adalah anugerah abad ini bagi para peneliti di Mesir. Peti mati itu nantinya akan dipajang di Museum Agung Mesir baru yang saat ini sedang dibangun di dataran tinggi Giza.
Para arkeolog mengumumkan bulan lalu bahwa mereka telah menemukan 13 peti mati. Lebih banyak lagi sarkofagus telah ditemukan melalui eksplorasi lebih lanjut dari nekropolis tersebut. Mumi dimakamkan di lubang sedalam 12 meter.
Waziri mengatakan tidak jelas berapa banyak lagi yang berada di dalam pekuburan. Arkeolog juga menemukan 28 patung dewa kematian, serta patung perunggu dewi Nefertum yang berhiaskan berlian.
Peti mati tersebut adalah penemuan besar pertama di Mesir sejak wabah COVID-19 melanda. Pihak berwenang Mesir berharap mumi baru akan membantu menghidupkan kembali industri pariwisata yang dihancurkan oleh virus dan perselisihan lokal dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya menganggap ini adalah awal dari penemuan besar. Hari ini bukanlah akhir," kata Khalid el-Anany, Menteri Purbakala Mesir.