Rabu 30 Sep 2020 16:27 WIB

Astronom Temukan Objek Biner di Sabuk Kuiper

Pasangan biner ini tidak biasa karena kedekatannya satu sama lain.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sabuk Kuiper.
Foto: nasa
Sabuk Kuiper.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Ilmuwan dari Southwest Research Institute (SwRI) mempresentasikan penemuan sepasang objek biner di Sabuk Kuiper. Sepasang objek ini adalah Objek Trans Neptunus (OTN) yang artinya orbit mereka berada di luar orbit Neptunus, planet terluar Tata Surya kita.

Pasangan biner ini tidak biasa karena kedekatannya satu sama lain. Dilansir di Universe Today, Rabu (30/9), dijelaskan bahwa Sabuk Kuiper agak mirip dengan sabuk asteroid yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Bedanya, Sabuk Kuiper jauh lebih masif dibandingkan sabuk asteroid.

Baca Juga

Sabuk Kuipler terletak di orbit Neptunus pada jarak sekitar 20 SA dari Matahari, dan meluas hingga sekitar 50 SA. Sabuk Kuiper terkadang juga disebut piringan melingkar.

Benda-benda di Sabuk Kuiper merupakan sisa-sisa dari masa awal pembentukan Tata Surya. Sebagian besar Objek Sabuk Kuiper (KBO) didominasi objek es, terbentuk dari volatil beku seperti metana dan amonia.

Penulis utama adalah Rodrigo Leiva dan Marc Buie, keduanya ilmuwan di SwRI. Studi ini dipublikasikan di The Planetary Science Journal. Penelitian yang menemukan pasangan biner berasal dari Research and Education Collaborative Occultation Network (RECON).

RECON adalah upaya sains warga yang bertujuan menjelajahi Tata Surya bagian luar. Orang-orang di RECON melakukan pengamatan teleskop terkoordinasi untuk mengukur ukuran benda dari wilayah yang disebut Sabuk Kuiper.

“Bagi saya, proyek ini adalah ilmu warga yang terbaik. Jika mereka tidak melakukan ini, kami tidak akan mempelajari objek-objek ini." ujar Marc Buie, Rekan Penulis dari Southwest Research Institute.

Pengamat di RECON menggunakan okultasi bintang untuk menemukan objek di Sabuk Kuiper. Okultasi bintang berbeda dengan transit, meskipun keduanya melibatkan objek yang lewat di depan bintang.

Sementara okultasi memblokir seluruh bintang yang jauh, transit memblokirnya hanya sebagian. Karena objek tersebut secara singkat menghalangi cahaya bintang, pengamat dapat menentukan ukurannya dengan durasi okultasi.

Penemuan ini tidak biasa tidak hanya karena kedekatan pasangan biner satu sama lain, tetapi juga karena bintang yang dikenali juga merupakan pasangan biner.

"Dalam hal ini, bintang juga ternyata merupakan sistem biner. Bintang biner bukanlah hal yang aneh dan objek biner bukanlah hal yang aneh. Tapi ini tidak biasa bahwa kami memiliki OTN biner yang menyembunyikan bintang biner," jelas Buie.

Rekan penulis studi, Rodrigo Leiva menambahkan bahwa hal yang juga menarik dan tidak biasa adalah karakteristik objek ini. Kedua komponen itu cukup dekat, hanya berjarak 350 kilometer. Kebanyakan OTN biner sangat terpisah, biasanya 1.000 kilometer atau lebih.

"Kedekatan ini membuat OTN biner jenis ini sulit dideteksi dengan metode lain, yang dirancang untuk dicapai oleh RECON." kata Leiva.

Grup RECON memainkan peran besar dalam temuan ini. RECON terdiri dari sejumlah lokasi observasi warga di atas dan bawah pantai barat Amerika Utara.  Saat ini ada 64 situs di RECON.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement