Sabtu 26 Sep 2020 05:43 WIB

Ilmuwan Ungkap Rahasia Mumi Burung Mesir Kuno

Jutaan burung pemangsa dan burung ibis dikuburkan bersama mumi Mesir kuno.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Mumi (ilustrasi)
Foto: good-times.webshots.com
Mumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan mengungkap mumi burung yang dimakamkan bersama mumi masyarakat Mesir kuno. Sangat umum bagi orang Mesir kuno untuk dimakamkan dengan mumi burung sebagai persembahan kepada para dewa.

Faktanya, jumlah burung pemangsa dan burung ibis yang dikuburkan bersama dengan mumi Mesir diperkirakan mencapai jutaan. Hingga saat ini belum ada kejelasan apakah burung tersebut dibesarkan untuk tujuan khusus atau ditangkap di alam liar.

Baca Juga

Penelitian terbaru yang mengamati komposisi kimiawi burung-burung ini menunjukkan burung-burung ini hidup di alam liar sebelum dimakamkan bersama mumi. Dari temuan itu, timbul pertanyaan, bagaimana masyarakat Mesir Kuno menangkap semua burung ini?

"Apakah burung-burung ini memang sengaja dibesarkan atau diburu secara besar-besaran, masih menjadi perdebatan yang sengit. Sebab, itu akan berdampak signifikan pada ekonomi terkait dengan pasokan dan pemujaan mereka. Jika diburu, itu akan menjadi beban ekologis pada populasi burung," tulis para peneliti dalam makalah mereka, dilansir dari Sciencealert pada Jumat (25/9).

Kebiasaan makan burung-burung ini juga dapat membantu memecahkan asal-usul misterius mereka. Ilmuwan mengambil sampet mumi burung dari Musée des Confluences di Lyon untuk mempelajari  susunan isotopik bulu, tulangnya.

Ilmuwan mengungkap bahwa pola makan burung-burung ini sangat luas dan beragam. Para peneliti membandingkan campuran oksigen, karbon, nitrogen, sulfur, kalsium, barium, dan strontium dari sampel dengan sisa-sisa mumi manusia dari periode yang sama, yang ternyata menjadi jauh lebih sedikit eksotis.

Hal ini menunjukkan burung pemangsa secara teratur bermigrasi keluar dari Lembah Nil. Sementara burung ibis yang kemungkinan merupakan populasi lokal, berkelana lebih jauh di sekitar lembah untuk mengumpulkan makanan dibandingkan masyarakat Mesir Kuno yang memumikan mereka.

Kematian merupakan hal besar di Mesir kuno, termasuk hewan yang dimumikan. Manusia diawetkan sebagai mumi untuk mencapai akhirat. Hewan ditempatkan di samping mereka dengan gaya yang sama karena beberapa alasan. Pertama, sebagai persembahan kepada para dewa, lalu sebagai makanan untuk akhirat, terakhir sebagai cara untuk mengirim hewan kesayangan kemanapun setelah kematian.

Berdasarkan temuan dari penggalian arkeologi, diperkirakan hewan terkubur dalam jumlah puluhan juta. Sisa-sisa burung ditemukan, menunjukkan bahwa mereka dibudidayakan dan dibesarkan di penangkaran dengan cara tertentu. Praktik ini juga tercantum dalam beberapa tulisan pada masa itu.

Di sisi lain, ada bukti dalam lukisan burung Mesir kuno yang ditangkap di alam liar. Studi DNA burung mumi tahun 2019 menunjukkan ini adalah burung migran yang mungkin telah dijinakkan dalam waktu singkat.

Selain itu, studi baru juga menambahkan hipotesis kedua, yakni burung-burung tersebut liar. Penemuan ini menunjukkan orang Mesir Kuno pasti memiliki jaringan perburuan yang luas untuk mengumpulkan jutaan burung pemangsa dan burung ibis.

"Dari kumpulan sampel yang diteliti, tampaknya perkembangbiakan burung skala besar untuk mumifikasi tidak mungkin, seperti yang didukung oleh studi genomik. Sedangkan penjinakan jangka pendek sebagai bukti dari banyaknya varietas isotope stabil," kata para peneliti menyimpulkan.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan di Scientific Reports.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement