REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Para astronom terus mencoba mencari tanda-tanda kehidupan di alam semesta yang luas. Sekarang, dengan menggunakan teleskop radio bidang luas di Australia, tim ilmuwan mengumumkan penyelesaian pencarian peradaban alien terluas dan paling mendetail.
Teleskop tersebut memindai 10 juta sistem bintang untuk mencari tanda-tanda kehidupan terestrial. Hasilnya, mereka hanya menemukan sedikit bukti kehidupan di luar bumi.
Hasil penelitian itu diperinci dalam studi yang diterbitkan Selasa di Publications of the Astronomical Society of Australia. Ilmuwan menggunakan Murchison Widefield Array (MWA) teleskop radio frekuensi rendah untuk mendeteksi gelombang radio dari langit. Teleskop ini terletak di Australia Barat.
Dilansir di Inverse, Rabu (9/9), tim astronom mengarahkan teleskop ke 'sepetak' langit di sekitar konstelasi Vela yang berisi setidaknya 10 juta bintang. Karena jangkauannya yang luas, teleskop mampu mencari kehidupan di luar bumi ratusan kali lebih luas daripada upaya sebelumnya.
"MWA adalah teleskop unik, dengan bidang pandang yang sangat luas yang memungkinkan kita untuk mengamati jutaan bintang secara bersamaan," kata Chenoa Tremblay, peneliti di simpul Universitas Curtin dari Pusat Penelitian Astronomi Radio Internasional (ICRAR) dan penulis utama studi baru ini.
"Kami mengamati langit di sekitar konstelasi Vela selama 17 jam, terlihat lebih dari 100 kali lebih luas dan lebih dalam dari sebelumnya."
Teleskop sedang mencari emisi radio yang kuat pada frekuensi yang mirip dengan transmisi radio FM. Emisi ini dikenal sebagai 'technosignatures'. Sayangnya, pencarian itu kosong. Namun, para peneliti tidak terkejut dengan hasilnya, karena alam semesta sangat besar.
"Meskipun ini adalah studi yang benar-benar besar, jumlah ruang yang kita lihat adalah setara mencari sesuatu di laut bumi, tapi hanya mencari volume air setara sebuah kolam renang," kata Steven Tingay, profesor di Curtin University, dan rekan penulis studi tersebut.
Jenis survei ini sedikit berbeda: Dengan mencari emisi radio di planet yang berbeda, para ilmuwan tidak hanya berasumsi bahwa alien pasti ada. Ilmuwan menduga dengan mencari emisi radio, mungkin alien juga menggunakan teknologi dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan di Bumi.
Di sinilah masalahnya menjadi sedikit lebih kompleks. Alam semesta yang diketahui berusia 13,8 miliar tahun, sedangkan Bumi terbentuk hanya 3,5 miliar tahun yang lalu. Manusia telah ada hanya 200 ribu tahun, dan peradaban modern berkembang sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan garis waktu itu, dibutuhkan miliaran tahun bagi sebuah peradaban untuk berkembang di sebuah planet. Akibatnya, kemungkinan ras manusia ada pada waktu yang sama dengan peradaban lain juga telah berkembang dengan cara serupa di planet lain di kosmos sangat kecil.
Namun, para astronom tidak menyerah. "Meskipun ada jalan panjang untuk mencari intelijen luar angkasa, teleskop seperti MWA akan terus menembus batas, kami harus terus mencari,” kata Tingay.