Kamis 27 Aug 2020 21:26 WIB

NASA Selidiki Medan Magnet Bumi yang Penyok

Medan magnet bumi bertindak seperti perisai pelindung di sekitar Bumi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bumi
Foto: National Geographic
Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Antariksa AS (NASA) menyebutkan medan magnet bumi penyok. Bentuk penyok kecil namun terus berkembang di medan magnet bumi dapat menyebabkan masalah besar bagi satelit.

Medan magnet bumi bertindak seperti perisai pelindung di sekitar planet, mengusir dan menjebak partikel bermuatan dari Matahari. Medan magnet yang penyok ini dideteksi di Amerika Selatan dan Samudra Atlantik bagian selatan. Medan magnet bumi penyok yang disebabkan South Atlantic Anomaly (SAA) atau anomali Atlantik Selatan ini memungkinkan partikel-partikel bermuatan matahari menukik lebih dekat ke permukaan daripada biasanya.

Baca Juga

Radiasi partikel di wilayah ini dapat melumpuhkan komputer onboard dan mengganggu pengumpulan data satelit yang melewatinya. Karena itulah membuat ilmuwan NASA ingin melacak dan mempelajari anomali tersebut.

Dilansir di situs NASA, Kamis (27/8) disebutkan, Anomali Atlantik Selatan juga menarik minat para ilmuwan Bumi NASA yang memantau perubahan kekuatan medan magnet di sana. Ilmuwan ingin mengetahui bagaimana perubahan tersebut memengaruhi atmosfer Bumi dan sebagai indikator dari apa yang terjadi pada medan magnet Bumi, jauh di dalam bumi.

Saat ini, SAA tidak menimbulkan dampak yang terlihat pada kehidupan sehari-hari di permukaan. Namun, pengamatan dan prakiraan baru-baru ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut meluas ke barat dan terus melemah dalam intensitas.

Data terbaru menunjukkan lembah anomali, atau wilayah dengan kekuatan medan minimum, telah terbelah menjadi dua lobus. Ini menyebabkan tantangan tambahan untuk misi satelit.

Sejumlah ilmuwan NASA dalam kelompok penelitian geomagnetik, geofisika, dan heliofisika mengamati dan memodelkan SAA, untuk memantau dan memprediksi perubahan di masa depan. Penelitian ini dapat membantu mempersiapkan tantangan masa depan terhadap satelit dan manusia di luar angkasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement