Kamis 23 Jul 2020 07:02 WIB

Hari Ini, Waktu Terbaik Berburu Komet Neowise

Komet Neowise akan berada dalam jarak terdekat dengan Bumi pada 23 Juli.

 Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat sebelum matahari terbit di Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.
Foto: AP/Sergei Grits
Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat sebelum matahari terbit di Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, Kamis (23/7)  Komet Neowise atau C/2020 F3 akan melintasi titik terdekat dengan Bumi. Pada pukul 09.41 WIB, komet ini diperkirakan melintasi titik terdekatnya dengan Bumi.

Jarak terdekat komet pada saat itu adalah 103,5 juta kilometer dari Bumi. Jarak itu setara dengan 2/3 jarak Bumi-Bulan.

Baca Juga

Laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melaporkan waktu terbaik untuk mengamatinya pada tanggal 23 Juli. Komet Neowise akan dapat dilihat di Indonesia mulai 19 hingga 25 Juli setelah matahari terbenam di arah barat laut.

Meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang, komet akan sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi. Lapan menyarankan, agar bisa mengamatinya, pilih lokasi pengamatan dengan arah barat laut yang bebas gangguan.

Selain melihat langsung, kita juga dapat melihat Komet C/2020 F3 (Neowise) menggunakan aplikasi astronomi seluler. Melalui bantuan aplikasi, publik dapat dengan mudah mencari dan melihat komet yang baru muncul setelah 6.800 tahun ini.

Aplikasi seluler seperti SkySafari 6 untuk iOS dan Android dapat menampilkan posisi komet Neowise di langit berdasarkan lokasi pengguna.

Neowise adalah komet yang sangat terang, sehingga relatif mudah  bagi penggemar astronomi untuk melihatnya di langit malam hanya dengan mata telanjang, meskipun teropong atau teleskop kecil akan memberi Anda pandangan yang lebih baik. Fakta bahwa objek ini dapat dilihat benar-benar membuatnya unik.

“Sangat  jarang komet menjadi cukup terang sehingga kita bisa melihatnya dengan mata telanjang atau bahkan hanya dengan teropong,” ujar Kramer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement