REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjelajah ruang angkasa robot bisa memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Bahkan, ada yang dapat hanya berukuran seperti sebatang sabun.
Namun, ada tujuan besar dimiliki dari robot-robot tersebut, yaitu mempersiapkan misi manusia ke Bulan. Dilansir Inverse, Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) atau NASA mengumumkan pemenang dari kontes Honey I Shrunk the NASA Payload dan memilih total enam desain muatan miniatur untuk misi bulan yang akan datang.
Di masa depan, robot-robot kecil tersebut kemungkinan akan melintasi permukaan Bulan, mengumpulkan informasi tentang sumber daya dan lingkungan benda ruang angkasa ini. Membawa peralatan ke luar angkasa menjadi hal yang utama, karena setidaknya mengirim hanya satu pon muatan ke orbit Bumi dapat menelan biaya sebanyak 10.000 dolar AS.
Ketika NASA bergerak ke arah tujuannya untuk misi berkelanjutan di Bulan, sebagai bagian dari misi Artemis yang akan datang, badan antariksa ini perlu memikirkan cara berkelanjutan untuk mencapai tujuan. Di sini, robot kecil digunakan, karena dengan muatan lebih ringan, operasi dan pergerakan akan lebih mudah dilakukan.
Pada April, NASA mengumumkan kompetisi hadiah publik untuk muatan miniatur berukuran 3,9 inci kali 3,9 inci kali 1,9 inci dan beratnya tidak lebih dari 0,8 pound. Kompetisi menghadirkan ratusan desain dari publik yang berpartisipasi.
Didanai oleh Lunar Surface Innovation Initiative milik NASA, kompetisi ditujukan sebagai seruan generasi selanjutnya dalam mendukung eksplorasi di masa depan dan kehadiran misi Bulan dalam durasi lama. Sabah Bux, seorang teknolog di Jet Propulsion Laboratory NASA mengatakan gagasan yang diberikan oleh para peserta sangat luar biasa.
"Desain ini dapat membantu NASA mempertahankan keberadaan manusia di Bulan dan mengaktifkan sains baru,” ujar Bux.
Total hadiah senilai 160.000 dolar AS diberikan kepada pemenang pertama, kedua, dan ketiga dalam dua kategori, yaitu sumber daya bulan dan lingkungan bulan. Potensi sumber daya Bulan nantinya diselidiki dengen menggunakan robot kecil ini dengan hati-hati.
Robot akan menjelajahi permukaan Bulan, mengidentifikasi mineral, volatil, dan elemen lainnya, serta mencari sumber daya di sana yang dapat mendukung astronom masa depan seperti air.
Tim yang berada di posisi pertama dalam kategori ini mengembangkan Puli Lunar Water Snooper: Pemburu robot berbobot molekul kecil yang ringan di Bulan yang masih mampu bertahan di lingkungan bulan yang keras.
Kategori lingkungan Bulan termasuk desain yang berfokus pada penjelajahan lingkungan radiasi di sekitar Bulan dan aktivitas Matahari. Pemenang pertama dalam kategori di kompetisi itu menciptakan spektrometer sinar-X miniatur bernama Sun Slicer yang dapat mengukur daerah dengan peningkatan aktivitas matahari.
NASA sudah berencana mengirim penjelajah mikro ke Bulan pada 2022. Iris, penjelajah ruang angkasa dengan roda empat seukuran kotak sepatu yang beratnya kurang dari 5 pound saat ini sedang dalam pengembangan dan akan menjadi pelopor untuk penjelajah mungil yang diharapkan dapat diandalkan badan antariksa AS dalam misi masa depan.
Misi Artemis direncanakan untuk terlaksana pada 2024. Ini akan menjadi salah satu misi bersejarah, dengan mengirimkan astronot perempuan pertama ke Bulan, sekaligus manusia pertama dalam lebih dari 50 tahun terakhir sejak NASA berhasil mengirim astronot yang pertama kali mendarat di permukaan bulan dalam misi Apollo.
Berbeda dengan misi Apollo, misi Artemis direncanakan untuk membuat para astronot berada di Bulan lebih lama. Pada akhirnya program dalam Artemis ingin mengatur keberadaan astronot yang berkelanjutan di Bulan dan mengirimkan kru ke permukaan benda ruang angkasa itu setiap tahun.