Kamis 25 Jun 2020 13:01 WIB

Kisah Narapidana di AS Pecahkan Problem Matematika Kuno

Seorang narapidana di AS mampu memecahka soal aritmatika rumit

Foto tangkapan layar soal matematika yang dikerjakan oleh narapidana AS.
Foto:

Havens dengan hanya menggunakan bolpen dan kertas, mengulik soal matematika kuno bilangan pecahan berkelanjutan. Pakar matematika Yunani kuno, Euclid dari abad ke 3 Sebelum Masehi juga telah memeras otaknya untuk memecahkan soal ini.

Sebagai penjelasan sederhana, pecahan berkelanjutan adalah pecahan campuran, dimana pembaginya juga berbentuk pecahan campuran, dan struktur ini terus berlanjut hingga tak terbatas. Dengan begitu pecahannya terus berhubungan.

Pecahan berkelanjutan biasanya digunakan dalam aritmetika rumit, untuk mencari pendekatan solusi masalah dengan hasil kalkulasi yang sulit. Teori bilangan ini antara lain digunakan dalam kriptografi modern, yang dewasa ini sangat penting dalam bidang perbankan, keuangan dan komunikasi militer.

Kejutan berikutnya: Havens berhasil memecahkan soal matematika yang sudah ada sejak jaman kuno itu. Untuk pertama kalinya juga berhasil menemukan beberapa keteraturan dan pendekatan pada kelas bilangan yang besar.

Cerruti membantu Havens untuk memformulasikan pembuktian solusi problem matematika kuno itu dalam bentuk ilmiah yang benar. Pada bulan Januari 2020 karya itu dipublikasikan dalam jurnal Research in Number Theory.

Menularkan antusiasme di penjara

Ini menjadi sebuah pencapaian besar bagi narapidana kasus pembunuhan di Seattle itu. Selain berhasil memecahkan problem matematika kuno, Havens juga mampu menginspirasi sesama narapidana untuk mengikuti jejaknya, dan resmi membentuk klub matematika di penjara.

Tidak hanya itu, Havens bersama 14 narapidana lain dalam klubnya merayakan Pi-Day pada 14 Maret lalu untuk memperingati konstanta matematika yang terkenal Pi berupa bilangan 3,14. Peringatan tahunan itu dirayakan secara istimewa, di balik terali besi.

Prof. Umberto Cerruti dari Turin juga turut mengikuti acara unik ini di bawah pengawasan keamanan amat ketat. Ia kemudian menulis artikel dalam jurnal Math Horizons berjudul "Pi Day behind bars — Doing mathematics in prison" dan memuji para narapidana yang bisa menyitir 461 desimal pertama dari Pi.

Havens sendiri menyatakan, selama menjalani sisa 16 tahun penjara, ia ingin belajar topik matematika lainnya. “Menggeluti matematika, adalah cara saya untuk membayar hutang kepada masyarakat“, ujar Havens.

sumber: https://www.dw.com/id/narapidana-pembunuh-di-as-pecahkan-problem-matematika-kuno/a-53913256

sumber : DW
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement