Senin 25 May 2020 22:00 WIB

Huawei Respons Rencana Inggris Batasi Akses Perusahaan China

Huawei memprioritaskan menjaga konektivitas di Inggris Raya.

Wakil Presiden Huawei Victor Zhang memastikan, membantu perusahaan seluler dan broadband dalam menjaga Inggris untuk selalu terhubung menjadi prioritas Huawei selama dua dekade terakhir.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Wakil Presiden Huawei Victor Zhang memastikan, membantu perusahaan seluler dan broadband dalam menjaga Inggris untuk selalu terhubung menjadi prioritas Huawei selama dua dekade terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Huawei Victor Zhang memastikan, membantu perusahaan seluler dan broadband dalam menjaga Inggris untuk selalu terhubung menjadi prioritas Huawei selama dua dekade terakhir. Pernyataan ini disampaikannya di tengah isu rencana pencoretan perusahaan Huawei dalam rencana implementasi jaringan 5G di Inggris Raya.

Zhang menambahkan, prioritas untuk menjaga konektivitas Inggris Raya semakin tinggi di tengah krisis kesehatan pandemi Covid-19 yang melanda banyak negara, termasuk Inggris. "Ini adalah rekam jejak kami yang sudah terbukti," tuturnya kepada Republika.co.id, Selasa (25/5).

Baca Juga

Zhang menjelaskan, isu yang beredar merupakan laporan dari sumber tidak dikenal dan tidak masuk akal. Menurutnya, pada Januari, pemerintah Inggris telah memutuskan menyetujui peranan Huawei dalam peluncuran 5G.

Keterlibatan Huawei, disebutkan Zhang, dikarenakan Inggris membutuhkan teknologi terbaik, lebih banyak pilihan, inovasi dan lebih banyak pemasok. Kolaborasi ini dibutuhkan untuk menyediakan jaringan yang lebih aman dan tangguh.

"Sebagai perusahaan swasta, yang 100 persen dimiliki oleh karyawannya, dan telah beroperasi di Inggris selama 20 tahun, prioritas kami adalah membantu perusahaan seluler dan broadband menjaga Inggris untuk selalu terhubung," tutur Zhang.

Sebelumnya, Reuters melansir laporan Daily Telegraph menyebutkan, Inggris Raya dikabarkan akan mencoret Huawei dalam rencana pelaksanana jaringan 5G. Perdana Menteri Boris Johnson meminta agar keterlibatan China dalam pembangunan infrastruktur di negaranya terus berkurang hingga menjadi nol pada 2023.

Pengurangan keterlibatan perusahaan China dikabarkan karena Inggris Raya ingin meningkatkan perdagangan dengan Amerika Serikat setelah keluar dari Uni Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement