REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hasil studi terbaru mengungkaokan palnet yang kaya hidrogen bisa jadi mendukung kehidupan. Hasil penelitian Astronom Sara Seager menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang sederhana mungkin menghuni planet-planet dengan atmosfer yang kaya hidrogen
Dalam studi laboratorium ditemukan bahwa mikroba dapat bertahan hidup dan berkembang di atmosfer yang didominasi oleh hidrogen. Atmosfer yang didominasi hidrogen ini adalah lingkungan yang sangat berbeda dari atmosfer Bumi. Atmosfer Bumi merupakan lingkungan yang kaya nitrogen dan oksigen.
Hidrogen adalah gas yang jauh lebih ringan daripada nitrogen atau oksigen. Atmosfer yang kaya dengan hidrogen akan memanjang lebih jauh dari planet berbatu. Karena itu, planet ini dapat lebih mudah dilihat dan dipelajari oleh teleskop yang kuat, dibandingkan dengan planet dengan atmosfer Bumi yang lebih kompak.
Dilansir di MIT News, Selasa (5/5), riset ini menunjukkan bahwa ketika teleskop generasi berikutnya seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA mulai beroperasi, para astronom mungkin ingin mencari lebih dulu planet luar angkasa yang didominasi hidrogen untuk tanda-tanda kehidupan.
"Ada beragam dunia yang dapat dihuni di luar sana, dan kami telah mengkonfirmasi bahwa kehidupan berbasis bumi dapat bertahan hidup di atmosfer yang kaya hidrogen," kata Seager dalam makalah yang diterbitkan hari ini di jurnal Nature Astronomy.
"Kita pasti harus menambahkan planet-planet semacam itu ke menu pilihan ketika memikirkan kehidupan di dunia lain, dan benar-benar berusaha menemukannya." jelasnya.
Seager adalah Profesor Ilmu Planet, Fisika, dan Aeronautika dan Astronautika di MIT. Rekan penulis Seager dari MIT lainnya adalah Jingcheng Huang, Janusz Petkowski, dan Mihkel Pajusalu.
Di Bumi awal, miliaran tahun yang lalu, atmosfer tampak sangat berbeda dari udara yang kita hirup hari ini. Planet muda belum menjadi tuan rumah oksigen, dan terdiri dari sup gas, termasuk karbon dioksida, metana, dan sebagian kecil hidrogen.
Gas hidrogen bertahan di atmosfer selama mungkin miliaran tahun, hingga apa yang dikenal sebagai Peristiwa Oksidasi Besar, dan akumulasi oksigen secara bertahap.
Sejumlah kecil hidrogen yang tersisa saat ini dikonsumsi oleh garis mikroorganisme kuno tertentu, termasuk metanogen, organisme yang hidup di iklim ekstrem seperti jauh di bawah es, atau di dalam tanah gurun, dan melahap hidrogen, bersama dengan karbon dioksida, untuk menghasilkan metana.
Para ilmuwan secara rutin mempelajari aktivitas methanogen yang tumbuh di kondisi laboratorium dengan 80 persen hidrogen. Tetapi ada beberapa penelitian yang mengeksplorasi toleransi mikroba lain terhadap lingkungan yang kaya hidrogen.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kehidupan bertahan dan dapat tumbuh di atmosfer hidrogen," kata Seager.