Selasa 21 Apr 2020 13:32 WIB

Es di Kutub Utara Diprediksi akan Habis pada 2050

Mencairnya es kutub utara harus dicegah dengan mengurangi emisi karbon.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi es kutub utara yang semakin berkurang
Foto: ibtimes.com
Kondisi es kutub utara yang semakin berkurang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru dalam jurnal Geophysical Research Letters memperkirakan adanya pengurangan besar-besaran es laut Kutub Utara selama tiga dekade ke depan. Studi tersebut memprediksi Kutub Utara akan mengalami musim panas bebas es pertamanya sebelum 2050.

Studi ini memperhitungkan data akun dari Shared Socioeconomic Pathways (SSPs) dan Coupling Model Intercomparison Project (CMIP), yang memprediksi bagaimana iklim Bumi akan berubah tergantung pada kebijakan iklim yang diadopsi dan bagaimana emisi gas rumah kaca dikelola.

Baca Juga

Diperkirakan bahwa dunia memiliki sisa karbon sekitar 1.000 gigaton karbon dioksida. Ini adalah batas maksimal untuk emisi masa depan kita jika kita ingin mencegah kenaikan suhu global sebesar 2 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri.

Setelah menganalisis lebih dari 40 model iklim yang berbeda, penulis penelitian menemukan bahwa es di Arktik akan tetap mencair. Namun, bila emisi karbon dikurangi, maka pencairan itu tidak terjadi tiap tahun.

"Jika kita mengurangi emisi global dengan cepat dan secara substansial, dan dengan demikian menjaga pemanasan global di bawah 2 persen C relatif terhadap tingkat pra-industri, es laut Kutub Utara tidak akan pernah tetap menghilang, sesekali di musim panas bahkan sebelum 2050. Ini benar-benar mengejutkan kami," kata penulis penelitian Dirk Notz, dari Universitas Hamburg di Jerman seperti dikutip iflscience.com.

Dari 128 simulasi yang melibatkan emisi karbon dioksida kumulatif di masa depan kurang dari 1.000 gigaton, 101 simulasi menunjukkan tingkat es laut Kutub Utara musim panas turun hingga di bawah 1 juta kilometer persegi (386 ribu mil persegi) sebelum 2050.

Penting untuk dicatat, bahwa es ini terus menghilang tiap tahunnya. Namun hal ini bisa dicegah atau setidaknya diminimalisasi dengan mengurangi produksi gas rumah kaca kita. Es laut memainkan peran penting dalam mendukung ekosistem Kutub Utara dan dalam mengatur siklus cuaca planet dan proses-proses lainnya dengan menyediakan tempat berburu bagi hewan seperti beruang kutub sambil menjaga agar bumi utara yang ekstrim tetap dingin.

Upaya ini dapat meningkatkan volume es di setiap musim dingin yang selalu menurun di musim panas. Sementara penelitian ini tampaknya menunjukkan bahwa hilangnya sementara es laut Kutub Utara sulit dihindari.

Maka itu, penting untuk diambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dioksida untuk memastikan bahwa pencairan total di musim panas tak sering terjadi di kutub utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement