Kamis 16 Apr 2020 14:10 WIB

NASA akan Bangun Observatorium di Bulan, Ini Keunggulannya

Observatorium di Bulan bisa bebas dari berbagai gangguan sinyal.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan
Foto: en.wikipedia.org
Bulan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Badan Antariksa AS (NASA) akan membangun observatorium bulan, yang ditempatkan di dalam kawah di sisi jauh Bulan. Observatorium ini akan memiliki keuntungan signifikan dibandingkan dengan teleskop yang berbasis di Bumi dan yang mengorbit Bumi.

NASA telah memberikan lampu hijau untuk proyek yang membayangkan membangun teleskop di dalam kawah di sisi jauh Bulan. Dilansir di Sputnik News, Kamis (16/4), Program Innovative Advanced Concepts dari badan antariksa itu memilih Lunar Crater Radio Telescope (LCRT).

Baca Juga

Untuk pendanaan awal Fase I, NASA mengalokasikan 125 ribu dolar AS untuk mempelajari kelayakannya. Teleskop ini dibuat oleh Saptarshi Bandyopadhyay, seorang teknolog robotika di Jet Propulsion Laboratory NASA.

"LCRT dengan diameter 1 km akan menjadi teleskop radio bukaan terisi terbesar di Tata Surya," kata Bandyopadhyay.

Observatorium bulan, yang ditempatkan di dalam kawah di sisi jauh Bulan, akan memiliki keuntungan signifikan dibandingkan dengan teleskop yang berbasis di Bumi dan yang mengorbit Bumi.

Pertama, sinyal radio tidak dapat menembus Bulan. Dengan begitu, observatorium ini bisa bebas dari berbagai gangguan atau sinyal yang berasal dari sumber-sumber berbasis bumi, satelit atau Matahari.

Kedua, observatorium semacam itu dapat mempelajari alam semesta pada panjang gelombang lebih dari 10 m. Sejauh ini, hal itu masih belum dijelajahi oleh manusia karena ionosfer Bumi mencerminkan sinyal-sinyal tersebut.

"LCRT dapat memungkinkan penemuan-penemuan ilmiah yang luar biasa di bidang kosmologi dengan mengamati alam semesta awal dalam pita panjang gelombang 10-50 m, yang belum dieksplorasi oleh manusia hingga saat ini," kata Bandyopadhyay.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement