Senin 13 Apr 2020 11:24 WIB

Apple dan Google Kembangkan Teknologi Deteksi Covid-19

Teknologi ini mengingatkan pengguna bila berhubungan dengan pasien Covid-19

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo Apple. Apple dan Google mengembangkan teknologi untuk memberi peringatan pada para pengguna jika mereka baru saja berhubungan dengan orang lain yang ditemukan terinfeksi virus corona yang sebabkan covid-19.
Foto: EPA
Logo Apple. Apple dan Google mengembangkan teknologi untuk memberi peringatan pada para pengguna jika mereka baru saja berhubungan dengan orang lain yang ditemukan terinfeksi virus corona yang sebabkan covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Apple dan Google mengembangkan teknologi untuk memberi peringatan pada pengguna jika mereka baru saja berhubungan dengan orang lain yang ditemukan terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19. Partisipasi pengguna di aplikasi ini bersifat sukarela dan anonim, dilansir di BBC, Sabtu (11/4). Oleh karena itu, kedua perusahaan percaya pendekatan mereka ini dapat mengatasi masalah privasi.

Metode pelacakan kontak mereka akan bekerja dengan menggunakan sinyal Bluetooth smartphone untuk menentukan kepada siapa pengguna baru-baru ini berada dalam jarak yang cukup lama untuk membuat risiko penularan. Apple dan Google akan merilis blok bangunan perangkat lunak yang dikenal sebagai API (antarmuka pemrograman aplikasi) pada pertengahan Mei.

Hal ini akan memungkinkan aplikasi orang lain berjalan dengan dasar yang sama. Rekaman ID digital yang terlibat akan disimpan pada server komputer jarak jauh. Namun, perusahaan mengatakan, hal ini tidak dapat digunakan untuk membuka identitas sebenarnya individu tertentu.

Selain itu, proses pencocokan kontak akan dilakukan pada telepon daripada secara terpusat. Dengan demikian, hal ini akan memungkinkan seseorang diberi tahu bahwa mereka harus ke karantina, tanpa ada orang lain yang diberi tahu.

Jika salah satu dari orang-orang itu kemudian dinyatakan positif virus Covid 19, sebuah peringatan akan dikirimkan kepada pemilik handset yang asli. Tidak ada data lokasi GPS atau informasi pribadi yang akan direkam pada aplikasi ini.

"Privasi, transparansi, dan persetujuan sangat penting dalam upaya ini dan kami berharap dapat membangun fungsi ini dengan berkonsultasi dengan pemangku kepentingan yang tertarik," kata Apple dan Google dalam pernyataan bersama.

"Kami akan secara terbuka memublikasikan informasi tentang pekerjaan kami untuk dianalisis orang lain," kata pernyataan tersebut.

Apple adalah pengembang IOS, sedangkan Google adalah perusahaan di belakang Android. Kedua sistem operasi memberi daya pada sebagian besar ponsel cerdas yang digunakan.

Beberapa negara termasuk Singapura, Israel, Korea Selatan, dan Polandia sudah menggunakan ponsel untuk mengeluarkan peringatan penularan virus corona. Otoritas kesehatan lainnya termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman bekerja atas inisiatif sendiri. Sementara itu, beberapa pemerintah kota di Amerika Serikat dilaporkan akan mengadopsi aplikasi pihak ketiga.

Kedua raksasa teknologi ini bertujuan untuk menghubungkan semua ini dengan memungkinkan aplikasi pihak ketiga yang sudah ada dipasang untuk memasukkan solusi mereka. Hal ini akan membuat aplikasi bisa dioperasikan sehingga pelacakan kontak akan terus berfungsi ketika orang bepergian ke luar negeri dan melakukan kontak dengan orang-orang menggunakan alat yang berbeda.

Apple dan Google telah bekerja sama selama sekitar dua pekan, tetapi belum mengungkapkan rencana mereka secara eksternal sampai Jumat (10/4). Jika berhasil, skema ini dapat membantu negara-negara melonggarkan kebijakan lockdown dan pembatasan perbatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement