Senin 30 Mar 2020 10:37 WIB

Permintaan Iphone Diprediksi Anjlok

Permintaan Iphone diprediksi akan membaik mulai Juni,

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ponsel iPhone / Ilustrasi
Foto: Flickr
Ponsel iPhone / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI— Pabrik iPhone Apple Inc di China telah beroperasi kembali ketika China membuka kembali ekonominya setelah berbulan-bulan dikarantina. Namun, dengan pandemi covid-19 yang menyebar di seluruh dunia, ada keraguan jumlah pembeli ponsel model saat ini dan model baru yang diharapkan hadir pada musim gugur.

Seorang pejabat senior di salah satu perakit kontrak utama Apple mengatakan pesanan Apple untuk kuartal yang berakhir pada Maret, kemungkinan turun 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan produksi untuk ponsel baru yang bekerja dengan jaringan 5G generasi berikutnya telah ditunda, meskipun mereka tetap dapat meluncurkan ponsel 5G seperti yang dijadwalkan pada musim gugur.

Baca Juga

“Tidak ada yang berbicara tentang kekurangan tenaga kerja atau material (di China) lagi. Sekarang semua orang melihat apakah permintaan dari AS dan Eropa dapat 'mengikuti'',” kata sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut, seperti yang dilansir dari Japan Today, Senin (30/3).

Salah satu pemasok tampilan utama Apple sedang mempersiapkan tingkat penyusutan. Perusahaan telah mengantisipasi pengiriman 70 juta iPhone tahun ini. Namun, mereka mempertimbangkan menurunkan target tersebut lebih dari 17 persen menjadi 58 unit. Perusahaan juga berencana mengurang tenaga kerja di jalur produksi yang ditunjuk di pabrik Apple di Vietnam.

Apple menolak berkomentar terkait kabar ini. Awal Maret, perusahaan menutup toko ritel di seluruh dunia, bahkan ketika bulai membuka kembali gerai di China. Meskipun begitu,  ada sedikit kejelasan kapan permintaan akan kembali di Eropa dan AS.

Selain itu, perusahaan juga dapat menghadapi masalah rantai pasokan lebih lanjut, karena negara-negara termasuk Malaysia dan Vietnam memberlakukan batasan baru untuk memerangi covid-19.

“Segala sesuatunya berubah setiap hari karena gangguan rantai pasokan. Sulit untuk membuat komentar yang berarti mengenai pasokan dan permintaan,” kata seorang pejabat dis alah satu pemasok di Malaysia.

Sebelumnya pada Februari, Apple menarik kembali perkiraan penjualannya untuk kuartal yang berakhir di Maret tanpa pembaruan. Saham telah turun lebih dari 15 persen sejak awal tahun.

Analis Canaccord Genuity Michael Walkley menulis dalam sebuah catatan kepada investor, 18 Maret lalu. Skenario dasar mengejutkan permintaan kuartal Juni dengan hasil yang terus membaik pada paruh kedua tahun ini dengan pemulihan kurva berbentuk “V”.

Analis teknologi yang berbasis di Taipei, Arthur Liao dari Fubon Research memangkas perkiraan pengiriman iPhone untuk kuartal pertama tahun ini menjadi 35 juta unit. Ini  turun 17 persen dari 41 juta unit tahun lalu. Perusahan itu menurunkan total perkiraan pengiriman iPhone untuk 2020 menjadi 198 juta, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 204 juta.

Di AS, setidaknya, konsumen tampaknya tidak yakin apakah mereka akan melanjutkan belanja. Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 2.600 orang dewasa di AS oleh Civis Analytics yang dilakukan 18-20 Maret, lebih dari separuh responden mengatakan mereka berencana membelanjakan elektronik yang hampir sama seperti sebelum pandemi COVID-19, jika situasinya jelas dalam pekan-pekan mendatang.

Tetapi, jika situasinya memburuk, responden terbagi rata, dengan masing-masing sekitar sepertiga mengatakan mereka akan menghabiskan lebih sedikit, sama atau lebih pada elektronik konsumen ketika kondisinya kembali normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement