Ahad 22 Mar 2020 17:52 WIB

Robot Yuta-2 China Jelajahi Daerah Terjauh di Bulan

Misi Yuta 2 dan Chang'e-4 sudah memasuki hari ke 16.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Rover China Yutu-2 berada di permukaan bulan.
Foto: cnsa via universe today
Rover China Yutu-2 berada di permukaan bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, CHINA -- Penjelajah bulan Yutu-2 China dan pesawat ruang angkasa Chang’e-4 berputar ke sisi jauh Bulan. Dua perangkat ini akan berangkat ke daerah-daerah Bulan yang belum dijelajahi.

Misi ini telah memasuki hari ke-16 di Bulan. Satu hari di Bulan kira-kira setara dengan satu bulan di Bumi.

Baca Juga

Pendarat, penjelajah dan muatan sains mereka semua dalam kondisi operasi yang baik, meskipun sekarang pernah mengalami kondisi yang tajam selama lebih dari setahun.

Seperti yang dilansir dari RT, Ahad (22/3), ketika Matahari terbit di posisinya, Yutu 2 berkedip di Kawah Von Karman dan kembali ke kehidupan pekan ini. Sekarang Yutu 2 akan berangkat untuk menyelidiki bagian yang jauh. Pendarat itu mengikutinya sekitar 18 jam kemudian.

Program Eksplorasi Lunar China (CLEP) mengatakan, perangkat akan melanjutkan pengamatan astronomi radio frekuensi rendahnya.

“Jika bisa memasuki zona basal, mungkin kita bisa lebih memahami distribusi dan struktur ejecta dari dampak meteorit,” kata Li Chunlai dari National Astronomical Observatories of China (NAOC).

“Jaraknya mungkin 1,8 kilometer. Saya pikir mungkin perlu satu tahun lagi bagi pernagkat bajak untuk keluar dari area yang tertutup ejecta.

Yuta 2 telah menempuh jarak-rata-rata 88 kaki (26,7 meter) per hari. Yuta sudah ada di Bulan selama 15 hari.

Misi Chang’e-4 melakukan pendaratan lunak pertama kalinya di kutub selatan Bulan pada 3 Januari 2019. China sedang merencanakan misi pengembalian sampel bulan,Chang’e 5 untuk akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement