REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan Antariksa AS (NASA) mengkonfirmasi bahwa asteroid sebesar menara akan menghantam Bumi pekan ini. Menurut Pusat Studi Objek Dekat-Bumi (CNEOS) NASA, asteroid ini mengikuti orbit yang biasanya diketahui memotong jalur Bumi setiap saat.
Asteroid yang masuk telah dijuluki sebagai DA4 2020. Sebagaimana ditunjukkan dalam basis data CNEOS, asteroid ini saat ini bergerak menuju Bumi dengan kecepatan hampir 20 ribu mil per jam. CNEOS mengatakan objek tersebut berukuran sekitar 144 kaki atau 44 meter, yang membuatnya hampir tidak lebih pendek dari Menara Air Chicago.
Dilansir di Tech Times, Selasa (3/3), asteroid itu adalah anggota lingkaran Apollo dari kerabat asteroid. Menurut NASA, DA4 2020 mengikuti jalur lebar di sekitar Matahari, yang membentang antara orbit Mars dan Jupiter. Dari waktu ke waktu, DA4 2020 melintasi orbit Bumi karena bergerak mengelilingi bintang masif.
Jika asteroid ini bertabrakan dengan Bumi selama durasi salah satu persimpangan dekat Bumi, kemungkinan besar itu tidak akan membuat peristiwa dampak di tanah. Asteroid itu malah akan terbakar di atmosfer dan menciptakan ledakan kuat di langit.
Berdasarkan ukuran asteroid dan kecepatan saat ini, ledakan dari semburan udara seharusnya seperti beberapa bom atom, meskipun sebagian besar ledakan dapat diarahkan ke arah atmosfer bumi. Energi yang tersisa mungkin cukup untuk merusak struktur, menghancurkan jendela rumah, dan melukai orang di tanah.
Asteroid, pada tingkat ini, akan mendekati jalur Bumi pada 29 April. Saat melintasi jalur Bumi, asteroid itu diperkirakan sekitar 585 ribu mil atau sekitar 941.466 km dari pusat planet. Oleh karena itu, jarak asteroid hanya akan dua kali jarak antara Bumi dan Bulan dalam perjalanannya.
Asteroid DA4 2020 ini pertama kali terlihat pada 27 Februari. CNEOS menghitung pendekatan masa depan dekat Bumi setelah mempelajari lintasannya. Menurut badan ini, asteroid itu diperkirakan tidak akan kembali ke lingkungan Bumi hingga 31 Mei 2022.
Bruce Betts dari lembaga astronom internasional mengatakan bahwa asteroid kecil sering menghantam Bumi, dan akan memecah di sekitarnya dan tidak banyak merusak. Asteroid yang lebih besar, menurut Betts, dapat menyebabkan kerusakan lokal.
Kapasitas destruktif batuan ruang angkasa sebesar ini juga diuraikan dalam laporan 2018 yang diterbitkan oleh Dewan Sains dan Teknologi Nasional Amerika Serikat. Strategi Kesiapan Objek Dekat Bumi Nasional menulis bahwa objek yang dekat dan lebih besar dari satu kilometer dapat menyebabkan kerusakan pada skala global.
Asteroid, menurut Strategi Kesiapan Objek Dekat Bumi Nasional, dapat memicu gempa bumi, tsunami, dan hasil sekunder lainnya yang melampaui wilayah dampak langsung. Sebagai perbandingan, asteroid ini diyakini telah membunuh dinosaurus berukuran sekitar 10 kilometer.