Selasa 11 Feb 2020 18:02 WIB

Penonton Indonesia Mulai Lirik Layanan Video On Demand

Layanan video on demand telah menjadi tren yang berkembang di Indonesia.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Salah satu sutradara Gossip Girl Indonesia, Pritagita Arianegara, melihat layanan video on demand telah menjadi tren yang berkembang di Indonesia.
Foto: Republika/Farah Noersativa
Salah satu sutradara Gossip Girl Indonesia, Pritagita Arianegara, melihat layanan video on demand telah menjadi tren yang berkembang di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Pritagita Arianegara menyebut saat ini penonton di Indonesia tak saja menyaksikan tontonan lewat layar lebar maupun layar kaca. Ia mencermati, menyaksikan film dan serial melalui layar ponsel pun telah menjadi tren di Indonesia.

“Aku rasa tren menonton di ponsel itu akan berlanjut,” ungkap Prita ditemui baru-baru ini.

Baca Juga

Menurut pengamatan Prita, orang-orang yang menonton serial melalui streaming di ponsel merupakan orang-orang yang menonton sinetron yang berpindah dari layar kaca. Adanya video on demand, seperti yang disediakan Netflix, Hooq, dan iFlix menciptakan tren baru dalam menonton film dan serial melalui ponsel dengan tayangannya yang berkualitas.

“Artinya, video on demand ini acuannya ke situ kan. Kita nggak boleh tutup mata bahwa Netflix punya kualifikasi yang sangat bagus untuk sekadar series, mereka membuat lebih dari sekadar series,” tutur Prita.

Bagi penonton, menurut Prita, keberadaan layanan video on demand membawa keuntungan tersendiri dengan adanya tayangan berkualitas film. Hal itu yang membuat para pembuat film maupun sinetron ditantang membuat sebuah konten tontonan yang berkualitas.

Para pembuat sinetron, menurut Prita, akan lebih bisa bereksplorasi hal-hal yang menjadi batasan saat membuat sinetron. Sementara itu, para pembuat film juga memiliki kesempatan untuk membuat serial yang sekelas dengan film.

Menurut Prita,  sineas Indonesia cukup siap dengan adanya tantangan video on demand. “Kalau aku lihat, dua series yang aku pegang ini, mereka cukup siap. Bagaimana pun mereka juga tahu, kalau mereka sedang berhadapan dengan medium apa. Medium untuk membuat cerita film atau serial,” jelas sutradara drama serial Switch dan Gossip Girl Indonesia yang tayang di layanan video on demand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement