Kamis 19 Dec 2019 10:02 WIB

Jejak Dinosaurus Terekam dalam Lempeng 'Batu Berlayar'

Batu berlayar diperkirakan berasal dari 200 juta tahun lalu.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Para ilmuwan secara digital memindai lempengan batu untuk membuat model cetak-3D dari suatu bagian yang memperlihatkan jejak dinosaurus.
Foto: livescience
Para ilmuwan secara digital memindai lempengan batu untuk membuat model cetak-3D dari suatu bagian yang memperlihatkan jejak dinosaurus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti menemukan sebuah batu kuno yang diperkirakan berasal dari lebih 200 juta tahun yang lalu. Batu itu disebut-sebut telah melintasi berbagai bentang alam.

Mengutip laman Livescience, Kamis (19/12) lempengan batu dengan jejak dinosaurus berukuran setebal tiga meter itu ditemukan lebih dari seabad yang lalu. Beberapa tanda serangkaian alur menyarankan bahwa sebuah batu pernah "berlayar" melintasi permukaan batu ini. Perjalanan kemungkinan didukung oleh lapisan es yang licin dan lendir mikroba.

 

Perjalanan dari batu tersebut tidak hanya menggambarkan jejak perjalanan dinosaurus. Namun, juga kemungkinan kecil adanya sepasang mamalia kecil yang melompat juga berlari melintasi batu tersebut.

 

Ahli paleontologi di Lamont-Doherty Earth Observatorium di Universitas Columbia, New York CityPaul Olsen mnegatakan, jejak dinosaurus dalam lempengan batu itu adalah milik Anchisaurus. Hewan purba prosauropoda alias nenek moyang purba sauropoda raksasa yang muncul pada akhir periode Jurassic. 

 

"Para ilmuwan tidak tahu jenis mamalia yang menghasilkan jejak lompatan, tetapi mungkin telah terikat pada sebuah liang," kata Olsen lagi.

 

Batu-batu itu diduga telah melakukan perjalanan dari Racetrack Playa di Death Valley California. Batu tersebut telah menggoreskan jejak panjang di belakang mereka, seolah-olah mereka telah diseret melintasi dasar danau yang kering. 

 

Lempengan batu kuno digali dari tambang di Portland, Connecticut. Wilayah itu, sekitar 200 juta tahun yang lalu merupakan kawasan dunia tropis dan lembab.

 

Lempengan itu dipajang di Connecticut sejak 1896, pertama di Universitas Wesleyan dan kemudian di Dinosaur State Park. Olsen mengatakan, jejak dan lekukan mamalia yang baru diidentifikasi ini bersembunyi di depan mata selama lebih dari 123 tahun.

 

Pada 2014 lalu para peneliti telah menemukan cara bagaimana batu-batu tersebut dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Para ilmuwan melaporkan bahwa lapisan-lapisan air pada batu-batu itu membentuk lembaran-lembaran tipis es yang memungkinkan angin mendorong batu-batu di atas dasar danau, menciptakan jalur beralur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement