REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbit gim daring Indonesia, Lyto Game, mengumumkan kemitraannya dengan Alibaba Cloud. Kemitraan ini dilakukan untuk meningkatkan keberadannya di pasar global melalui teknologi cloud.
"Kami telah memulai perjalanan dalam beberapa tahun terakhir ini untuk mendistribusikan game ke gamers global, mulai dari komputer personal hingga ke ponsel pintar," ujar Pendiri Lyto Game, Andi Suryanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (19/11).
Melalui kemitraan ini, Alibaba Cloud Indonesia memberi Lyto Game dukungan infrastruktur cloud di berbagai lokasi. Tak hanya itu, dukungan juga diberikan dengan jaringan distribusi global dan sumber daya komputasi yang fleksibel.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu berbagai gim besutan Lyto Game untuk menembus pasar global dengan cepat dan efisien dari sisi biay. Melalui sumber daya cloud yang fleksibel Lyto Game juga bisa beroperasi tanpa perlu merestrukturisasi sistem TI yang ada secara manual.
Sementara, Head of Alibaba Cloud Indonesia, Leon Chen mengatakan, pihaknya siap menyediakan infrastruktur cloud untuk startup di Indonesia. Dengan pendapatan 182 dolar AS juta (lebih dari Rp 2,5 triliun) pada tahun 2019, Indonesia merupakan salah satu pasar gim terbesar di Asia Tenggara.
Menurut Statista, pasar gim diperkirakan akan tumbuh lebih besar dengan volume pasar yang diperkirakan akan tumbuh menjadi 239 juta dolar AS (lebih dari Rp 3,3 triliun) pada 2023. Melayani 20 wilayah secara global dengan ketersediaan layanan di 61 zona, menurut data Gartner, Alibaba Cloud menduduki posisi pertama penyedia layanan cloud publik di Asia Pasifik dan nomor tiga di dunia.
"Untuk memenuhi permintaan klien dalam transformasi digital, sejak tahun lalu, Alibaba Cloud telah mendirikan dua pusat data di Indonesia dengan menggandeng mitra lokal, menyediakan berbagai solusi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan klien di berbagai industri," kata Chen.