Senin 26 Aug 2019 13:46 WIB

Riset Peneliti Indonesia-Inggris Masuk Daftar Newton Prize

Riset kolaborasi peneliti ini bertujuan meningkatkan ketahanan infrastruktur jembatan

Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Yanuar Nugroho
Foto: Dok KSP
Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Yanuar Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Riset kolaborasi peneliti Inggris dan Indonesia, Dr. Dina Shona Laila dari Coventry University dan Profesor Bambang Riyanto Trilaksono dari Institut Teknologi Bandung, berhasil masuk daftar 20 kandidat pemenang kategori Chair Prize dalam Newton Prize 2019. Riset kolaborasi yang bertujuan meningkatkan ketahanan infrastruktur jembatan tersebut didanai Newton Fund melalui Royal Academy of Engineeringdan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti).

Riset kolaborasi peneliti Inggris-Indonesia akan bersaing dengan 1 riset Inggris-Filipina dan 3 riset Inggris-China untuk mendapatkan dana riset Newton Prize hingga1 juta Poundsterling atau sekitar 17,2 miliar Rupiah untuk 4 kolaborasi riset di ketiga negara itu.

Dari anggaran tersebut, Indonesia akan menerima setidaknya 1 penghargaan senilai 200,000 Poundsterling atau sekitar 3,4 miliar Rupiah, menurut rilis pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (26/8).

“Newton Fund memberi ruang pada ilmuwan-ilmuwan hebat untuk bekerja sama demi masa depan yang lebih baik. Kerja sama Inggris dan Indonesia dalam bidang riset dan inovasi berkembang pesat dalam lima tahun terakhir, dan menjadi contoh bagaimana kolaborasi sains dapat terlaksana," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins.

Jenkins menambahkan, riset kolaborasi melalui pendanaan Newton Prize juga menunjukkan hubungan Inggris-Indonesia yang semakin kuat dengan dirayakannya 70 tahun hubungan bilateral kedua negara.

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho, yang menangani kajian dan pengelolaan program prioritas, bergabung dalam Komite Juri Newton Prize untuk memeriksa dan memilih penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan dan kemakmuran 17 negara mitra Inggris di seluruh dunia.

“Saya bangga terpilih sebagai juri penghargaan bergengsi Newton Prize dan semangat bekerja dengan anggota komite lainnya. Saya juga semangat memeriksa aplikasi yang sukses masuk daftar kandidat, terutama untuk melihat bagaimana riset kolaborasi Indonesia-Inggris dapat membangun kapasitas riset di kedua negara hebat ini terus berkembang," kata dia.

Riset-riset kolaborasi yang masuk nominasi Newton Prize akan diumumkan di Jakarta pada November 2019, sekaligus menjadi acara penganugerahan pemenang kategori Indonesia Country Prize. Sementara acara puncak Newton Prize sendiri akan diselenggarakan Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Perindustrian Inggris di London pada 9 Desember 2019 untuk mengumumkan pemenang kategori Chair Prize.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement