Kamis 25 Jul 2019 06:35 WIB

Serangan Siber Mulai Ancam Jantung Operasional Perusahaan

Serangan siber ancam jantung operasional perusahaan menyusul penerapan teknologi IoT.

  Serangan siber.
Foto: ABC
Serangan siber.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Belakangan ini, serangan-serangan siber mulai mengancam jantung operasional perusahaan-perusahaan besar dan vital. Hal itu terjadi menyusul penerapan teknologi Internet untuk Segala (Internet of Things) menuju era industri 4.0.

"Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sektor vita,l seperti penyedia listrik ataupun penyedia air bersih perlu mengoordinasikan divisi teknik operasional mereka dengan teknik informatika untuk mengetahui keberadaan ancaman siber," kata Pemimpin Bisnis Teknologi Operasional Global dan Regional Fortinet, Yu Chin Beng, dalam temu media di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Chin Beng mengatakan, dinamika serangan siber terhadap operasional sebuah perusahaan sering kali tidak teridentifikasi oleh pengelola divisi operasional itu karena mesin-mesin yang terkoneksi Internet belum menunjukkan gejala-gejala terserang. Untuk itu, perusahaan perlu bekerja sama dengan pakar guna menganalisis perilaku mesin akan memastikan keamanan teknik operasional perusahaan dan meminimalkan risiko akibat serangan siber itu.

Perusahaan penyedia keamanan jaringan, menurut Chin Beng, dapat melakukan pencegahan dan pemulihan di sisi operasional perusahaan klien berupa pembagian segmen mesin-mesin produksi dapat berjalan lancar tanpa gangguan.

"Kadang kala, dampak dari persoalan serangan siber terhadap mesin produksi bukan hanya mengganggu bisnis sebuah perusahaan, melainkan juga terhadap konsumen yang menggunakan produk perusahaan itu seperti layanan listrik ataupun air bersih," katanya.

Selain pencegahan serangan siber dengan firewall, menurut Chin Beng, perusahaan penyedia keamanan jaringan juga dapat membekali perlindungan terhadap mesin operasional perusahaan-perusahaan dengan mengamankan jaringan internet para pimpinan perusahaan atau orang-orang penting dalam perusahaan itu.

"Celah keamanan siber bukan hanya dari jaringan internet yang langsung menuju perusahaan, melainkan dapat berasal dari jaringan para petinggi perusahaan itu ketika mereka ada di rumah, termasuk melalui teknik phising lewat surat elektronik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement