Selasa 02 Jul 2019 17:08 WIB

Penelitian Ungkap Kecoak akan Semakin Sulit Dibasmi

Kecoak tampak resisten terhadap beragam insektisida.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Kecoak
Foto: Sciencealert
Kecoak

REPUBLIKA.CO.ID, INDIANAPOLIS -- Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports belum lama ini menemukan bahwa kecoak akan semakin sulit untuk dibasmi. Secara khusus, penelitian dilakukan terhadap spesies Blatella germanica L, spesies hewan serangga yang paling umum ditemukan di berbagai belahan dunia.

Kecoak jerman terlihat telah mengembangkan resistansi silang terhadap sejumlah insektisida. Selama percobaan yang dilakukan dalam enam bulan, para peneliti tidak dapat mengurangi jumlah kecoak, bahkan sekalipun digunakan kombinasi insektisida yang mematikan.

Peneliti terkejut menemui fakta bahwa resistensi kecoak dapat meningkat hingga enam kali dalam satu generasi. Penenemuan ini membuat para ahli harus memikirkan cara lebih efektif untuk mengendalikan serangga yang sebagian spesiesnya menjadi hama lingkungan tersebut.

"Ini adalah tantangan yang sebelumnya tidak nyata bagi kecoak, tetapi kemudian kecoak dapat mengembangkan resistensi terhadap berbagai kelas insektisida, membuat pengendalian hama ini hampir mustahil," ujar profesor dari Universitas Purdue di Indiana, Amerika Serikat (AS), Michael Scharf dilansir NZ Herald, Selasa (2/7).

Tim peneliti telah menguji insektisida yang berbeda dari kelas dan kombinasi di Indiana dan Illinois. Selama ini, pembasmi serangga sering menggabungkan insektisida untuk menghasilkan dosis mematikan yang paling mungkin untuk membasmi kecoa.

Para ilmuwan mencoba melakukan hal yang sama dan terkejut dengan hasil yang ditemukan. Menurut Scharf, terdapat peluang dengan menggunakan insektisida yang memiliki resistensi rendah terlebih dahulu dalam upaya membasmi kecoak.

"Jika Anda memiliki kemampuan untuk menguji kecoak terlebih dahulu dan memilih dan insektisida yang memiliki resistensi rendah, itu meningkatkan peluang. Tetapi, kami masih memiliki masalah dalam mengendalikan populasi," jelas Scharf.

Tim peneliti mengatakan, tidak dapat membuat lekuk pada populasi yang sebagian besar tetap statis. Dengan campuran dua insektisida, kecoak tampak tetap berkembang.

Salah satu kemungkinan alasan kecoak semakin sulit untuk dibasmi adalah karena beberapa spesies serangga ini hidup berdekatan dengan manusia. Secara total, spesies kecoak Amerika disebut memiliki 20 ribu gen yang jumlahnya sama dengan manusia.

Beberapa gen mengendalikan sistem detoksifikasi internalnya. Hal itu membuat kecoak tidak sakit saat memakan makanan beracun.

Dengan lebih banyaknya gen pada kecoak telah membantu hewan tersebut melawan infeksi. Mereka dapat bertahan saat hidup dalam kondisi sangat kotor.

Kecoak juga menjadi hewan yang dapat menumbuhkan anggota badan berkat kemampuan genetiknya yang luar biasa. Para ilmuwan juga menemukan kecoak betina lebih kuat dalam bertahan hidup dan tidak membutuhkan pasangan jantan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement