Selasa 26 Mar 2019 00:25 WIB

Bangkai Kapal di Sungai Nil Buktikan Tulisan Herodotus

Tulisan Herodotus diterbitkan tahun 450 SM.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Bangkai kapal di Sungai Nil.
Foto: Hilti foundation via science alert
Bangkai kapal di Sungai Nil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kapal karam yang ditemukan di sungai Nil diperkirakan sudah berada di sana selama 2.500 tahun. Dalam waktu yang sangat lama itu, keberadaan kapal tersebut tak pernah terganggu apapun.

Namun, dengan penemuan kapal ini, para ilmuwan mulai dapat membuka berbagai hal yang mengungkap rahasia di baliknya. Salah satu yang utama adalah apa yang disampaikan oleh Herodotus, seorang sejarawan Yunani kuno mengenai kapal-kapal di Mesir melalui tulisannya yang diterbitkan pada tahun 450 sebelum masehi.

Baca Juga

Dalam tulisan Herdotus’ Histories, sejarawan ini menuliskan tentang perjalanannya ke Mesir. Di sana, ia melihat kapal kargo Nil, yang disebut olehnya sebagai baris.

Herodutus menggambarkan, jika kapal tersebut dibangun dengan batu bata, dilapisi dengan papirus, serta kemudi yang menggunakan dayung besar, yang diletakkan melewati lubang di tepian kapal. Sistem kemudi ini telah terlihat dalam representasi dan model selama periode Firaun, meski belum ada bukti arkeologis yang kuat mengenai keberadaannya hingga saat ini.

Para peneliti sudah mempejari lebih dari 70 kapal karam di muara sungai Nil. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan artefak yang tak terhitun jumlahnya, serta mengungkapkan secara rinci mengenai pusat perdagangan di zaman kuno, serta budaya masyarakat di saat itu.

Dalam penemuan kapal terbaru yang disebut sebagai Kapal 17 itu para arkeolog berhasil mengungkap apa yang ada dari 70 persen bagian di dalamnya. Mereka menyadari apa yang ditulis Herodotus terbukti sebagai fakta.

"Baru setelah kami menemukan bangkai kapal ini kami menyadari bahwa Herodotus benar," kata arkeolog Damian Robinson dari The Oxford Centre for Maritime Archaeology kepada The Guardian.

Robinson mengatakan sambungan papan di Kapal 17 disusun sedemikian rupa sehingga tampak seperti ‘jalur batu bata’. Kemudian, kapal dirakit secara transversal, dengan tenon yang sangat panjang yang dapat mencapai 1,99 meter.

Hanya terdapat beberapa ketidaksesuaian dari apa yang digambarkan Herodotus. Kapal 17 disebut memiliki seperti tulang rusuk yang menyatukan papan, namun bagian baris tak memiliki bingkai penguat.

"Herodotus menggambarkan kapal-kapal itu memiliki tulang rusuk internal yang panjang. Tidak ada yang benar-benar tahu apa artinya karena struktur itu tidak pernah dilihat secara arkeologis sebelumnya," ucap Robinson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement