REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pesawat luar angkasa Jepang berhasil mendarat di asteroid yang berjarak 300 juta kilometer dari bumi. Ilmuwan Jepang sedang mencoba melakukan manuver guna mengumpulkan sampel dan membawanya kembali ke bumi untuk dipelajari.
Pejabat dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) mengatakan, Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu, Kamis (21/2) sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Data dari penyelidikan menunjukkan terdapat beberapa perubahan kecepatan dan arah sehingga mengindikasikan telah mencapai permukaan asteroid.
Rekaman langsung dari ruang kontrol JAXA menunjukkan puluhan anggota JAXA was-was memantau data sebelum Hayabusa 2 mendarat. "Kami berhasil melakukan pendaratan yang ideal dalam kondisi tebaik, temasuk menembakkan peluru ke asteroid Ryugu," ujar Manajer Proyek Hayabusa 2, Yuichi Tsuda dengan raut bahagia seperti dilansir The Guardian, Jumat (22/2).
Juru bicara JAXA, Chisato Ikuta mengatakan, pusat kendali menerima data yang menunjukkan pesawat tersebut dalam keadaan normal dan stabil. "Para ilmuwan setelah ini akan terus mengumpulkan dan menganalisis data pendaratan," katanya.
Hayabusa 2 juga menembakkan beberapa peluru ke permukaan asteroid guna mengaduk materi permukaan, kemudian akan dikumpulkan untuk dianalisis kembali di bumi. Asteroid Ryugu diperkirakan mengandung sejumlah besar bahan organik dan air dari sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu ketika tata surya muncul.
Manajer misi Hayabusa 2, Makoto Yoshikawa mengatakan, prosedur seperti ini memakan waktu lebih sedikit dari yang diperkirakan. Namun, pendaratannya berjalan tanpa hambatan.
"Saya benar-benar lega sekarang. Rasanya sangat lama sampai saat pendaratan terjadi," katanya.
Materi apa pun yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa akan disimpan di atas pesawat sampai Hayabusa 2 mencapai lokasi pendaratannya di Woomera, Australia Selatan pada 2020 setelah perjalanan lebih dari tiga miliar mil.
Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang menerbitkan pembaruan langsung pendaratan pada Kamis malam. Dalam rekaman siaran dari ruang kontrol, presenter berulang kali menggambarkan senyum di wajah anggota tim. Ketika data Doppler datang dengan menunjukkan kabar baik setelah pesawat ruang angkasa mendarat, sorak sorai pun menggema di ruang kontrol itu.
“Sebuah foto grup diambil di ruang kontrol. Sekarang semua orang kembali bekerja lagi," tulis akun Twitter resmi Hayabusa 2.
Everyone, we did it!!! #haya2_TD
Thank you so much for your support from all over the world! pic.twitter.com/cHkeTCBgcs
— HAYABUSA2@JAXA (@haya2e_jaxa) February 22, 2019
Hayabusa 2 melakukan perjalanan ke Ryugu pada Juni tahun lalu setelah perjalanan 3,5 tahun. Pengendali misi di badan antariksa Jepang telah merencanakan untuk mendarat pada Oktober 2018, namun mengalami penundaan setelah kamera menunjukkan permukaan yang lebih berbatu dari yang diperkirakan.
Asteroid di ruang angkasa merupakan blok bangunan paling primitif dari tata surya. "Ini adalah bahan yang tidak tersapu ke planet, itu tertinggal. Alasan kami ingin mempelajarinya adalah karena ini adalah seperti material dari tahun nol," kata John Bridges, seorang profesor ilmu planet di University of Leicester.
Materi serupa asteroid jatuh ke bumi sebagai meteorit, namun hancur dan terbakar saat ia menembus atmosfer dan dengan cepat terkontaminasi ketika jatuh ke tanah. Materi asteroid dari Hayabusa 2 akan menunjukkan kepada para ilmuwan seperti apa bahan meteorit sebelum jatuh ke bumi.