Selasa 12 Feb 2019 09:05 WIB

Cina Uji Kapal Robot untuk Luncurkan Roket

Teknologi ini akan membantu para ahli meteorologi memahami atmosfer.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Cina.
Foto: ABC News
Bendera Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menciptakan robot kapal pertama untuk meluncurkan roket. Teknologi ini akan membantu para ahli meteorologi lebih memahami atmosfer di atas lautan.

Dilansir di Live Science, meskipun tes dilakukan pada 2016 dan 2017, makalah yang menggambarkan hasil tes pertama dengan sistem baru saja diterbitkan. Secara tradisional, sulit mempelajari tiga perempat atmosfer bumi yang ditemukan di atas air karena para ilmuwan perlu melakukannya dari pesawat atau kapal.

Kedua cara tersebut membutuhkan ekspedisi yang mahal. Upaya ini juga biasanya lebih rentan terhadap cuaca buruk dibandingkan dengan pengamatan di darat.

Di situlah kapal baru Cina masuk. Secara resmi diklasifikasikan sebagai "kendaraan semisubmersible tak berawak," kapal baru ini dirancang berlayar ke cuaca buruk, menyebarkan roket yang terdengar, dan mengumpulkan data penting tentang atmosfer dan lautan.

Roket yang berbunyi melakukan penerbangan singkat melalui berbagai lapisan atmosfer dalam hal ini membawa peralatan meteorologi setinggi delapan kilometer di atas laut. "Kendaraan semisubmersible tak berawak adalah platform yang ideal untuk pemantauan lingkungan meteorologi laut dan informasi profil atmosfer yang disediakan oleh roket diluncurkan dari platform ini dapat meningkatkan akurasi perkiraan cuaca numerik di laut dan di zona pesisir," kata seorang peneliti, Jun Li di Institut Fisika Atmosfer dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.

Saat ini setelah tes awal sistem itu selesai, tim berharap untuk menyebarkan jaringan kapal-kapal ini, terutama untuk mempelajari topan setara dengan badai di Samudra Pasifik barat. Mereka juga berharap dapat melengkapi kapal-kapal itu sendiri dengan sensor oseanografi yang lebih canggih sehingga kapal-kapal itu dapat melihat ke bawah juga ke atas.

Peluncuran tes dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan 31 Januari dalam jurnal Advances in Atmospheric Science.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement