REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan 5G diperkirakan akan semakin intens di 2019. Menurut Wakil Presiden Layanan Jaringan Ericsson Indonesia Ronni Nurmal, saat ini, 5G sudah mulai diimplementasikan di Amerika dan Eropa.
"Yang terpenting dari 5G, seperti juga teknologi yang lain (2G, 3G, 4G), ekosistem harus ada agar bisa diadopsi," ujar Ronni saat menyampaikan Ericsson Mobility Report.
Ronni menjelaskan 5G sendiri terbagi dalam tiga spektrum yaitu ultra band dengan frekuensi di atas 6GHz, mid band di bawah 6GHz, dan low band. Low band merupakan spektrum yang paling populer diantara operator Indonesia dengan frekuensi 900MHz, 1800 MHz, hingga 2.8 GHz.
Pada 2018, berdasarkan data Ericsson Mobility Report, pada spektrum mid band sudah ada satu perangkat yang akan keluar, namun masih dalam bentuk fixed wireless outdoor. Selain itu, satu perangkat yang sama juga akan keluar untuk spektrum ultra band.
Sementara di 2019, pada spektrum mid band diperkirakan akan keluar enam perangkat seluler dan dua perangkat seluler untuk spektrum ultra band. Pada kuarter keempat 2019, jumlah perangkat seluler untuk masing-masing spektrum akan semakin bertambah termasuk perangkat untuk spektrum low band.
Menurut Ronni, adopsi 5G akan semakin besar apabila perangkat yang tersedia dengan harga terjangkau banyak. Ericsson memprediksi pada 2024 trafik data seluler akan meningkat hingga lima kali lipat. Dari total itu, 25 persennya didorong oleh penggunaan 5G.
"5G akan memungkinkan data lebih efisien dan lebih besar. Ini sangat mendukung kebutuhan resolusi video yang tinggi termasuk AR dan VR," kata Ronni.