Senin 17 Dec 2018 13:03 WIB

Studi Buktikan Parasut tak Menyelamatkan Saat Pesawat Jatuh

Peneliti menemukan parasut tidak membuat perbedaan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika pesawat mengalami masalah, mungkin beberapa orang berpikir lebih aman melompat keluar dengan parasut. Namun, menurut sains, anggapan itu salah besar.

Temuan yang dirilis dalam jurnal BMJ's Christmas menguji efektivitas parasut pada 23 orang yang jatuh dari pesawat. Mereka melengkapi separuh peserta dengan parasut, dan yang lain setengah melompat keluar dari pesawat dengan ransel kosong diikat ke punggung mereka.

"Penelitian inovatif kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik pada hasil utama (kematian) antara penggunaan (parasut) dan mengatur (tanpa parasut) lengan," ujar penulis penelitian tersebut, dikutip dari Live Science, Senin (17/12).

Hasil dari uji coba tersebut, peneliti menemukan parasut tidak membuat perbedaan. Peserta yang menggunakan parasut tetap tidak terlihat akan tetap hidup atau mati.

"Temuan kami harus memberikan jeda sesaat untuk para ahli yang mengadvokasi penggunaan rutin parasut untuk lompatan dari pesawat terbang dalam pengaturan lompatan rekreasi atau militer," kata penelitian tersebut.

Memang sulit menemukan orang yang bersedia melompat keluar dari pesawat ribuan kaki di udara atau bergerak ratusan mil per jam. Sebab itu, peneliti menguji parasut pada orang yang jatuh hanya beberapa kaki ke tanah ketika pesawat itu diparkir dan tidak bergerak sama sekali.

Dalam penelitian ini, para peneliti mengungkapkan, untuk membuat titik tentang bagaimana orang menginterpretasikan hasil dari makalah ilmiah. Mereka menyatakan, uji coba parasut menyoroti beberapa keterbatasan uji coba teratur secara acak.

"Namun demikian, kami percaya uji coba tersebut tetap standar emas untuk evaluasi sebagian besar alternatif baru. Namun, uji coba parasut memang menunjukkan interpretasi akurat membutuhkan lebih dari sekadar pembacaan abstrak sepintas," ujar penelitian itu.

Studi ini pun menekankan adanya evaluasi pengaturan lama yang sudah menjadi patokan. Sebab, di samping keberadaan parasut, orang yang bisa mengatur lengan perlu menjadi perhatian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement