Senin 05 Nov 2018 02:20 WIB

Teknologi Hologram akan Digunakan untuk Mengajar di Kampus

Kelebihan teknologi ini memunculkan lebih dari satu pendidik dalam satu waktu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Teknologi hologram yang dikembangkan di Imperial College London
Foto: bbc.com
Teknologi hologram yang dikembangkan di Imperial College London

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kelas-kelas di universitas diatur untuk mendapatkan sentuhan yang lebih futuristik dalam proses belajar. Teknologi akan membantu para dosen muncul sebagai penampakan seperti hologram yang dipancarkan dari jarak jauh.

Teknologi tersebut akan diterapkan Imperial College London. Mereka telah memamerkan fitur terbaru tersebut pada acara khusus sebelum menyebarkannya lebih luas lagi.

Dengan langkah tersebut,Imperial College London percaya menjadi lembaga akademis pertama yang melakukannya secara teratur. Hal ini menjadi pemanfaatan pertama hologram untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.

"Alternatifnya adalah dengan menggunakan perangkat lunak video-conferencing, namun, kami percaya hologram ini memiliki rasa kehadiran yang jauh lebih besar," kata direktur Imperial's Edtech Lab Dr David Lefevre, dikutip dari BBC, Senin (5/11).

Efek serupa sebenarnya sudah beberapa kali diterapkan dalam industri musik. Teknologi tersebut pernah digunakan untuk menganimasikan gambar Michael Jackson, Elvis Presley, dan selebritas lainnya.

Imperial awalnya akan membatasi penggunaannya untuk kegiatan Business School. Namun, mereka mengharapkan teknologi akhirnya bisa menjadi umum.

"Para dosen memiliki monitor definisi tinggi di depan mereka yang dikalibrasi, sehingga mereka dapat menunjuk pada orang dan melihat mereka langsung. Mereka benar-benar dapat berinteraksi," ujar Dr Lefevre.

Keunggulan lain dalam teknologi tersebut dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk muncul dalam satu waktu. Salah satu uji coba dilakukan dalam acara Women in Tech pada hari Kamis (1/11) lalu, panel menampilkan dua tamu yang gambarnya akan dikirim dari Amerika Serikat bersama dua orang lagi sebenarnya di atas panggung dan keempatnya bisa bersosialisasi.

Sebenarnya, ilusi bukanlah hologram, bukan pula efek dari Ghost's Pepper.  Ghost's Pepper digunakan oleh politisi termasuk kandidat presiden Prancis Jean-Luc Melenchon dan Perdana Menteri India Narendra Modi serta industri hiburan.

Imperial College London menggunakan teknik yang dikembangkan oleh perusahaan Kanada, Arht Media. "Masalahnya dengan Pepper's Ghost adalah bahwa hal itu bisa rumit untuk mengatur dan dapat biaya sekitar 150.000 euuro untuk menjalankan suatu acara," kata Dr Lefevre.

Dr Lefevre menjelaskan, teknologi yang mereka gunakan justru lebih sederhana. Caranya dengan memproyeksikan pada layar kaca, dan latar belakang di belakangnya menggunakan perangkat lunak untuk memberikan ilusi kedalaman.

"Ini berjalan pada ribuan lebih rendah, jadi untuk pertama kalinya universitas mampu membelinya," ujar Dr Lefevre.

Untuk mengirim gambar, para dosen perlu menggunakan "studio pengambilan". Dosen cukup berdiri di depan latar belakang hitam sementara diterangi dari kedua sisi.

Imperial berencana untuk menggunakan dua studio eksternal, Los Angeles dan Toronto. Akan ada juga kit portabel untuk mengundang pembicara tamu dari luar negeri untuk memberikan ceramah kepada para siswanya.

Cara ini dinilai lebih efektif ketimbang mengundang dosen tamu untuk datang langsung ke tempat. Apalagi, dalam menerapkan fitur itu, maka hologram dapat dipancarkan ke beberapa tempat sekaligus secara bersamaan.

Pembicaraan juga dapat direkam dan diputar ulang untuk ditonton lain waktu. Meskipun cara ini akan mengesampingkan interaksi dengan peserta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement