REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika Anda pernah menonton film Star Wars, mungkin Anda ingat ada adegan siaran holografik R2-D2 tentang Putri Leia ke Obi-Wan Kenobi dan Luke Skywalker. Film Star Wars memang futuristik, teknologi-teknologi di dalamnya bisa menjadi ide teknologi saat ini.
Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang pesat. Di antaranya adalah teknologi hologram.
Teknologi hologram diprediksi dapat menggantikan fitur panggilan video. Pandemi virus Covid-19 yang menimpa seluruh warga di dunia memicut minat yang besar dalam penggunaan hologram, yaitu proyeksi cahaya 3D sebagai alternatif yang lebih nyata, imersif, dan sensorik dibandingkan panggilan video.
Salah satu perusahaan teknologi yang mengembangkan teknologi hologram adalah Portl yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat. Pada April lalu, Kepala Eksekutif International Watch Company (IWC) Grainger Herr tidak bisa hadir ke acara Watches and Wonders di Shanghai. Dia memutuskan untuk bergabung dengan pertujunkan sebagai hologram 3D seukuran aslinya dengan memakai jasa Portl.
Tampil dalam resolusi 4K, ia dapat berbicara, melihat, dan mendengar orang-orang yang secara fisik menghadiri acara tersebut. “Kami mengirimnya dari kantornya di Schaffhausen, Swiss ke acara di Shanghai. Tuan Grainger Herr melakukan pekerjaannya, mengobrol dengan eksekutif lain, dan meluncurkan jam tangan baru. Semuanya tampak nyata,” kata CEO Portl David Nussbaum.
Teknologi hologram membutuhkan portal setinggi delapan kaki atau 2,5 meter, kaca depan, dan kotak komputerisasi. Di dalam bilik, hologram seukuran manusia akan muncul.