Ahad 21 Oct 2018 07:04 WIB

Cina Berencana Luncurkan Teknologi Bulan Buatan

Bulan buatan ini juga akan mengorbit di bumi

Rep: Nora Azizah/ Red: Nidia Zuraya
Ilmuwan Cina berencana mengirim 3 bulan tiruan ke angkasa dalam empat tahun mendatang.
Foto: ABC News/Jarrod Fankhauser
Ilmuwan Cina berencana mengirim 3 bulan tiruan ke angkasa dalam empat tahun mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ilmuwan Cina berencana meluncurkan bulan buatan pada 2020. Peran bulan buatan tersebut untuk menerangi jalan-jalan kota di malam hari. Pemerintah Cina berencana menggantung bulan buatan di atas kota Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan Barat Daya Cina.

Bulan tersebut pada dasarnya merupakan sebuah satelit yang akan memantulkan lapisan reflektif untuk menyinari kembali cahaya matahari ke bumi. Dilansir melalui Time, para ilmuwan memperkirakan  bulan buatan tersebut bisa bersinar delapan kali lebih bercahaya dari bulan asli.

Bulan buatan ini juga akan mengorbit di bumi, yakni sekitar 500 kilometer, sementara bulan asli berjarak 380 ribu kilometer. Namun rencana ambisius tersebut belum sepenuhnya terealisasikan. Bulan buatan tidak bisa menerangi seluruh langit malam.

"Kecerahan yang diharapkan di mata manusia sekitar seperlima dari lampu jalan yang normal," kata Wu Chunfeng sebagai Kepala Masyarakat Sains Area Baru Tian Fu.

Keberadaan bulan baru bisa menyelamatkan kota Chengdu untuk biaya listrik sekitar 173 juta dolar AS per tahun. Apabila proyek pertama bulan buatan sukses maka akan ditambahkan sekitar dua bulan lagi hingga 2022.

Namun proyek bulan buatan masih memerlukan pendalaman kembali, khususnya agar tidak memberikan efek negatif bagi alam. Para ilmuwan rencananya akan melakukan uji coba di padang pasir yang tak berpenghuni. Hal tersebut dilakukan agar balok cahaya tidak mengganggu orang atau peralatan luar angkasa yang berbasis di bumi.

Proyek luar angkasa semacam ini bukan pertama kalinya di dunia. Sebelumnya pada 1990 Rusia bereksperimen dengan cermin orbital memantulkan sinar matahari di beberapa kota.

Namun proyek ditinggalkan pada 1999 karena cermin gagal beroperasi dan terbakar di atmosfer. Pada Januari lalu perusahaan asal Amerika Serikat, Rocket Lab, meluncurkan bintang buatan ke luar angkasa. Namun banyak ilmuwan mengritik satelit mini tersebut disulihsuarakan karena berkontribusi pada polusi cahaya buatan dan kekacauan di orbit bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement