Ahad 23 Sep 2018 10:56 WIB

Hayabusa-2 Diharapkan Beri Petunjuk Asal-usul Tata Surya

Robot pengelana sudah mendarat di permukaan batu angkasa atau asteroid.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Endro Yuwanto
Asteroid/ilustrasi
Foto: EPA
Asteroid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pesawat luar angkasa tak berawak milik Jepang, Hayabusa-2, berhasil mendaratkan robot pengelana di permukaan batu angkasa atau asteroid. Asteroid tersebut dikenal dengan nama Ryugu.

Hayabusa-2 pertama tiba di dekat asteroid yang letaknya 280 juta km dari bumi pada Juni 2018 lalu. Pesawat angkasa tak berawak itu bergerak mendekat dengan jarak 55 km dari asteroid. Selanjutnya, Hayabusa-2 menjatuhkan robot pengelana dan menunggu sekitar satu menit sebelum naik ke jarak 20 km dari permukaan asteroid.

Dilansir dari Independent, Ahad (23/9), juru bicara proyek Hayabusa Takashi Kubota mengatakan, robot pengelana bertenaga surya jatuh di atas Ryugu saat malam dan menjadi tanda si robot berada di asteroid.

“Kami sangat berharap dengan proyek ini,” kata manajer proyek Dr Yuichi Tsuda. “Saya senang melihat gambar-gambar itu. Saya ingin melihat pemandangan ruang yang dilihat dari permukaan Ryugu.”

Setiap robot bertenaga surya memiliki ukuran sebesar biskuit. Ini bertujuan menangkap gambar permukaan asteroid, mengukur suhu permukaannya, meletakkan dasar pengelana, dan pendaratan yang lebih besar akan dirilis di kemudian hari.

Robot akan melompat hingga 15 meter (50 kaki) pada suatu waktu di permukaan asteroid selebar satu km. Sebab, gravitasi yang sangat lemah membuat perputaran menjadi sulit.

Hayabusa-2 dijadwalkan mencoba tiga pendaratan di asteroid untuk mengumpulkan sampel dengan harapan memberikan petunjuk pada asal-usul tata surya dan kehidupan di bumi. Sejak tiba di Ryugu, para ilmuwan telah mencari lokasi pendaratan yang cocok di permukaan tidak rata. Upaya pertamanya diperkirakan akan dilaksanakan pada Oktober.

Proyek ini kemudian meledakkan permukaan Ryugu dan akan meninggalkan lubang di permukaannya. Hayabusa-2 lalu akan turun ke kawah untuk mengumpulkan bebatuan yang belum diketahui di lingkungan luar angkasa.

Hayabusa-2 akan kembali ke bumi pada akhir 2020 dengan membawa sampel panjang tata surya. Sampel itu akan memberikan kesempatan bagi ilmuwan untuk mempelajarinya lebih dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement