REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara maju berlomba-lomba mengembangkan teknologi komputer kuantum, di antaranya adalah Cina dan Amerika Serikat. Kedua negara ini berkompetisi menguasai komputer kuantum karena menjadi kunci bagi lompatan teknologi di masa depan.
Peneliti Senior IBM Research yang berbasis di Tokyo, Jepang, Rudy Raymond mengungkapkan kelebihan teknologi komputer kuantum. Teknologi ini memungkinkan manusia melakukan pekerjaan dengan sangat cepat.
"Bahkan, pekerjaan yang bisa memakan waktu sampai 10 tahun atau 20 tahun menggunakan teknologi saat ini, dengan komputer kuantum dapat diselesaikan hanya dalam hitungan detik," ujar Rudy saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta Selatan, Rabu (5/9).
Kecepatan dalam menganalisis data inilah yang menjadikan komputer kuantum menjadi teknologi masa depan. Menurut Rudy, komputer kuantum bekerja tidak berdasarkan bilangan biner (nol atau satu), tetapi menganalisis data secara paralel dalam waktu bersamaan.
Pemanfaatan teknologi komputer kuantum adalah seperti membuka kata sandi yang makin cepat. Penggunaan komputer kuantum, kata Rudy, memudahkan dalam menganalisis banyak kemungkinan dalam waktu super cepat.
"Dengan teknologi ini, sistem pengamanan teknologi yang paling aman pun bisa dengan mudah diterabas," kata Rudy yang pernah mengenyam pendidikan di ITB itu.
Jika menggunakan teknologi saat ini membutuhkan waktu lama untuk menemukan probabilitas kejadian, maka teknologi komputer kuantum akan mempersingkatnya. Tak heran data yang sudah terinkripsi di dunia perbankan, teknologi digital, bahkan militer pun akan dengan mudah bisa diretas atau diketahui kata sandinya.
"Inilah yang mendasari banyak negara maju berlomba menguasai teknologi komputer kuantum," kata Rudy yang sudah 22 tahun tinggal di Jepang.
Dalam perkembangannya, teknologi kuantum ini memungkinkan adanya terobosan revolusioner dalam pencarian material baru. Selain itu, kata Rudy, terobosan komputer kuantum memungkinkan pengembangan obat-obatan yang sudah ada atau menciptakan obat baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.