Rabu 27 Jun 2018 19:20 WIB

Peneliti Temukan Tempat Terdingin di Bumi

Peneliti menemukan tempat di Antartika dengan suhu hingga minus 100 derajat celcius

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemandangan matahari terbenam di Antartika
Foto: abc
Pemandangan matahari terbenam di Antartika

REPUBLIKA.CO.ID, ANTARTIKA -- Sebuah studi baru menemukan tempat terdingin di Bumi. Bahkan peneliti mengatakan tempat terdingin ini terasa lebih dingin dari yang diperkirakan.

Tempat terdingin itu adalah sebuah lembah kecil di dekat lapisan es Antartika. Suhu di tempat tersebut hampir mencapai minus 100 derajat Celcius  (minus 148 derajat Fahrenheit) di musim dingin.

Para peneliti menggunakan data satelit antara 2004 dan 2016 untuk menghasilkan angka minus 144 derajat Fahrenheit. Karena dataran timur Antartika adalah daerah yang tandus dan bersalju, dimana latar instrumen cuaca tidak tersedia.

Udara dingin yang padat dapat terperangkap selama beberapa hari ketika langit cerah dan terdapat angin ringan. Hal ini mirip dengan bagaimana udara dingin mengalir ke lokasi lembah di malam hari.

Studi juga menemukan udara kering merupakan kunci adanya suhu dingin. Ini memungkinkan permukaan salju dan udara di atasnya mendingin serta udara dingin bercampur dengan udara yang lebih hangat di atmosfer.

“Di daerah ini, kita melihat masa udara yang sangat kering dan memungkinkan panas dari permukaan salju lebih mudah memancar ke ruang angkasa,” kata ilmuwan peneliti senior di Pusat Data Salju dan Es Nasional di Universitas Colorado-Boulder , Ted Scambos, seperti yang dikutip dari Daily Mail, Rabu (27/6).

Sebelumnya, peneliti menemukan rekor suhu minus 98 derajat Celcius pada 2013. Suhu itu sama dinginnya dengan permukaan bumi.

Scambos mengatakan suhu bisa turun sedikit lebih rendah jika kondisi berlangsung selama beberapa pekan. Tetapi itu sangat tidak mungkin terjadi.

“Ada batas berapa lama kondisi ini bertahan untuk memungkinkannya mendingin ke suhu yang amat sangat rendah dan batas berapa banyak panas yang anda benar-benar dapatkan melalui atmosfer, karena uap air harus hampir tidak ada untuk memancarkan panas dari permukaan pada suhu ini,” ujarnya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement