Rabu 06 Jun 2018 21:03 WIB

Satu Hari akan Lebih Lama Saat Bulan Menjauhi Bumi

Tak hanya bulan, waktu di bumi juga dipengaruhi benda astronomi lain di luar angkasa

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bulan sabit terlihat saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis Bumi -Matahari sehingga hanya sebagian permukaan Bulan yang disinari Matahari yang terlihat dari Bumi
Foto: antara
Bulan sabit terlihat saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis Bumi -Matahari sehingga hanya sebagian permukaan Bulan yang disinari Matahari yang terlihat dari Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menemukan bahwa durasi dalam satu hari bisa menjadi lebih lama dan panjang jika bulan bergerak semakin jauh dari bumi.

Pada 1,4 miliar tahun lalu, satu hari berlangsung kurang lebih 18 jam. Ini karena planet berputar lebih cepat. Dilansir laman The Sun, Rabu (6/6), menurut hitungan para ahli, pergerakan bulan berpengaruh terhadap waktu di planet bumi.

Misalnya, bulan bergerak menjauh dengan laju 3,82 cm per tahun, itu berarti menambahkan dua milidetik untuk planet bumi setiap abad. Temuan ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.

"Gerakan bumi di ruang angkasa dipengaruhi oleh badan astronomi lainnya yang mengerahkan kekuatan di atasnya, termasuk planet dan bulan lainnya, dan menentukan variasi rotasi bumi di sekitar dan goyangan pada sumbunya," tulis laporan The Sun.

Hal itu dikenal sebagai siklus Milankovitch, di mana sinar matahari yang dapat menerangi Bumi juga bisa menentukan ritme iklim bumi. Selama miliaran tahun, waktu telah berubah secara signifikan di bumi. Hal itu karena pergerakan tata surya, termasuk planet lain yang mengorbit matahari.

Tahun lalu, penulis Stephen Meyers dan rekannya memecahkan kode pada tata surya dalam sebuah studi tentang sedimen dari formasi batuan berumur 90 juta tahun yang menangkap siklus iklim Bumi.

Peneliti Meyers, dari University of Wisconsin-Madison, juga menggunakan astrochronology untuk mengetahui waktu di masa lalu dan mengembangkan skala waktu geologi yang sangat kuno.

Kami ingin dapat mempelajari batuan yang berusia miliaran tahun dengan cara yang sebanding dengan cara kami mempelajari proses geologi modern. Rekaman geologis adalah observatorium astronomi untuk tata surya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement