Jumat 21 Feb 2020 13:36 WIB

Kecerdasan Buatan Deteksi 11 Asteroid Berbahaya

Kecerdasan buatan atau AI mampu mendeteksi benda-benda berbahaya di luar angkasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid/ilustrasi
Foto: EPA
Asteroid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BELANDA—Sebuah asteroid yang menghantam Bumi menjadi salah satu ancaman terbesar umat manusia. Maka dari itu, mendeteksi asteroid adalah tugas vital bagi badan antariksa pemerintah di seluruh dunia.

Para peneliti di Belanda telah menemukan beberapa objek yang berpotensi berbahaya, yang tidak ditemukan oleh manusia. Mereka menggunakan kecerdasan buatan (AI)  canggih untuk penelitian tersebut.

Baca Juga

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, mengamati benda-benda luar angkasa berdiameter lebih dari 100 meter yang kemungkinan datang dalam 4,7 juta mil dari Bumi. AI menjalankan simulasi 10 ribu tahun ke depan dan menemukan 11 asteroid yang tidak ada dalam daftar NASA tentang objek yang berpotensi berbahaya di dekat Bumi.

Para peneliti menuliskan dalam abstrak penelitian bahwa instrumen yang dihasilkan bernama Hazardous Object Indetifier (HOI).  HOI mampu mengidentifikasi 95,25 persen dari penabrak yang diketahui dan disimulasikan hadir dalam set uji sebagai penabrak potensial. Selain itu, HOI mampu mengidentifikasi 90,99 persen dari benda-benda berbahaya yang berpotensi diidentifikasi oleh NASA, tanpa dilatih pada mereka secara langsung.

Selain itu, menurut NASA, objek dekat Bumi (NEO) yang berpotensi berbahaya ini didefinisikan sebagai objek luar angkasa ini berukuran 0,05 unit astronomi. Objek tersebut berdiameter lebih dari 460 kaki. Menurut laporan 2018 yang disatukan oleh Planetary.org, ada lebih dari 18 ribu NEO.

Salah satu rekan penulis studi, astronom dan ahli simulasi Simon Portegies Zwart mengatakan metode ini diperlukan penelitian lebih lanjut

“Kami sekarang tahu metode kami berfungsi, tetapi kami tentu ingin mempelajari lebih dalam penelitian dengan jaringan saraf lebih baik dan lebih banyak input,” kata Zwart dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari Fox News, Jumat (21/2).

“Bagian yang sulit adalah gangguan kecil dalam perhitungan orbit dapat menyebabkan perubahan besar pada kesimpulan,” ujarnya lagi.

NASA telah mempersiapkan pertahanan planet ini dari serangan asteroid selama bertahun-tahun. Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan orang Amerika lebih memilih program luar angkasa yang berfokus pada dampak asteroid potensial daripada mengirim manusia kembali ke Bulan atau Mars.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement