REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Berdasarkan informasi dari laman Lowyat, sekitar 46,2 juta nomor ponsel dari operator telekomunikasi dan operator jaringan virtual seluler (MVNO) Malaysia telah bocor secara online. Kebocoran nomor tersebut termasuk pascabayar dan prabayar, detail pelanggan, alamat, serta informasi kartu SIM juga termasuk nomor IMEI dan IMSI yang unik.
Berdasarkan laporan, data tersebut bocor terhitung sejak Mei hingga Juni 2014 dari berbagai perusahaan telekomunikasi. Laman Lowyat juga yakin, kejadian penjualan data yang terjadi dua minggu lalu menggunakan cara memperoleh data demi mendapatkan keuntungan yang cepat. Bahkan prediksi data sudah berpindah ke lebih dari satu tangan.
Medical Practitioners Database Aside mengatakan, saat ini sudah terkonfirmasi bahwa database milik Dewan Malaysia Medis (MMC), Medical Association Malaysia (MMA), dan Dental Association Malaysia (MDA) juga sudah bocor. Database medis tersebut, termasuk informasi pribadi, nomor MyKad, nomor telepon pribadi, serta alamat rumah dan kantor. Situs Lowyat mengemukakan, di tengah semua data terekam secara digital keamanan data bukan lagi perkara ringan.
Setiap entitas pribadi yang disimpan secara elektronik kini bisa berakhir dengan pencurian. Sejatinya, sudah merupakan tugas pemerintah untuk mempersempit pelanggaran tersebut. Kemudian terkait data bocor dari telekomunikasi, perusahaan diharapkan bisa mengganti seluruh kartu SIM yang menjadi korban. Kebocoran data tidak hanya bisa digunakan untuk mengloning kartu, tetapi juga dimanfaatkan sebagai manipulasi dan serangan kejahatan.