Selasa 09 Nov 2021 21:27 WIB

Peretas Coba Dapatkan Akses 7 Juta Pelanggan Robinhood

Robinhood mengklaim tidak ada informasi sensitif yang bocor.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Peretas (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Peretas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ptaform perdagangan Robinhood di Amerika Serikat mengatakan informasi pribadi untuk lebih dari 7 juta data pelanggan diakses selama pelanggaran data pada 3 November 2021. Namun, perusahaan mengeklaim tidak ada nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, atau nomor kartu debut yang terungkap. Robinhood mengatakan belum ada pelanggan yang mengalami kerugian finansial karena insiden tersebut.

"Pihak ketiga yang tidak sah merekayasa secara sosial dukungan pelanggan melalui telepon dan dapat mengakses sistem melalui dukungan pelanggannya," kata Robinhood seperti dikutip dari laman The Verge, Selasa (9/11).

 

Platform tersebut menambahkan, peretas bisa mendapatkan daftar alamat surat elektronik (email) untuk 5 juta orang dan nama lengkap untuk kelompok terpisah sebanyak 2 juta orang. Untuk kelompok yang lebih kecil jumlahnya sekitar 310 orang. Kemudian informasi pribadi tambahan, termasuk nama, tanggal lahir, dan kode pos terungkap dan rincian akun yang lebih luas sekitar 10 pelanggan terungkap.

 

Seorang juru bicara yang menanggapi pertanyaan The Verge mengenai 10 pelanggan itu mengatakan pihaknya percaya bahwa tidak ada nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, atau debit nomor kartu yang terungkap. Juru bicara itu menolak untuk mengatakan apakah ada pelanggan yang mungkin secara khusus ditargetkan dalam peretasan. Perusahaan mengatakan sedang dalam proses memberitahu mereka yang terdampak peretasan ini.

 

Robinhood meminta bantuan dari perusahaan keamanan eksternal Mandiant untuk menyelidiki insiden tersebut. CTO Mandiant Charles Carmakal mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke The Verge bahwa mereka baru-baru ini mengamati aktor ancaman dalam sejumlah insiden keamanan.

 

"Kami berharap mereka (peretas) akan terus menargetkan  dan memeras organisasi lain selama beberapa bulan ke depan," katanya.

 

Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut. Pelanggan yang mencari informasi mengenai apakah akun mereka terdampak harus mengunjungi pusat bantuan di situs web perusahaan.

 

Tahun 2021 adalah tahun yang sulit bagi Robinhood. Data Bloomberg melaporkan, perusahaan mulai melakukan perdagangan di bursa Nasdaq pada Juli dengan debut pasar terburuk di antara 51 perusahaan Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement