Selasa 06 Mar 2018 04:33 WIB

Pengamat: Masyarakat Butuh Internet Kecepatan Tinggi

Masyarakat Indonesia membutuhkan layanan yang sejalan dengan perkembangan aplikasi.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
jaringan 5G dalam bentuk ilustrasi struktur
Foto: CNet
jaringan 5G dalam bentuk ilustrasi struktur

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sementara negara lain seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan menargetkan jaringan 5G pada 2020 mendatang, Indonesia saat ini masih menunggu kematangan dukungan ekosistem dan jaringan 5G. Pengamat dan pakar teknologi Teguh Prasetya menuturkan, Indonesia mampu membangun jaringan generasi kelima atau 5G meskipun 4G belum menyebar seluruhnya di Indonesia.

"Tentunya bisa karena vendornya sama dan komit bisa melakukannya di tahun 2020," papar Teguh saat dihubungi Republika.

Dia menuturkan, kecepatan jaringan 5G untuk pelanggan hingga lebih dari satu giga per detik dapat menjadi yang tercepat saat ini. Bahkan, hingga 20 kali lipat dari koneksi sekarang.

Menurut dia, masyarakat Indonesia membutuhkan layanan broadband yang sejalan dengan perkembangan aplikasi dan konten yang makin masif, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. "Ini mengharuskan kecepatan yang tinggi," kata Teguh.

Ketua Kebijakan Strategis Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) ini menuturkan bahwa perlu ada aturan baru dalam menyambut jaringan 5G. "Tentunya aturan frekuensi yg digunakan menjadi urutan pertama (rata rata di 23 GHz di Amerika)," katanya melanjutkan.

Dia memprediksi penjualan gawai dan perangkat pendukung 5G dihadirkan terlebih dahulu. "Sepertinya perangkat akan dijual dulu, sama seperti 4G di Tanah Air," ujarFounder Indonesia IoT Forum ini.

Dengan hadirnya 5G, Teguh menuturkan, jaringan generasi sebelumnya masih tetap hadir meskipun tidak efisien. "2G masih ada user-nya kalau di Indonesia, 3G mungkin yang sudah tidak efisien lagi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement