REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Qualcomm melakukan tes simulasi jaringan 5G yang diluncurkan di Mobile World Congress. Alih-alih hanya menawarkan tebakan mengenai kecepatan gigabit plus yang bisa ditawarkan oleh teknologi 5G, tes Qualcomm meniru kondisi dunia nyata di Frankfurt dan San Fransisco, berdasarkan lokasi-lokasi sel yang ada dan alokasi spektrum di dua kota tersebut.
Dikutip dari Theverge, Senin (25/2), faktor simulasi dalam kondisi seperti geografi, tuntutan pengguna yang berbeda pada jaringan, spektrum perangkat yang luas dengan berbagai tingkat konektivitas LTE dan 5G untuk kecepatan yang berbeda agar dapat secara akurat memberikan gambaran tentang apa yang diharapkan saat peluncuran jaringan ini. Selain itu, simulasi dimaksudkan hanya untuk menunjukkan jenis jaringan 5G NR (Radio Baru) yang dapat diperkirakan ada tahun depan, sebuah jaringan non-mandiri yang dibangun bersamaan dengan teknologi LTE 4G yang ada, bukan jaringan 5G yang benar-benar mandiri yang akan datang kemudian.
Simulasi Frankfurt adalah jaringan yang lebih mendasar, berdasarkan spektrum 100 MHz dari 3.5 GHz dengan jaringan gigabit-LTE yang mendasari pada 5 pita spektrum LTE, namun hasilnya masih mengejutkan. Browsing melonjak dari 56 Mbps untuk pengguna 4G rata-rata hingga lebih dari 490 Mbps untuk pengguna rata-rata 5G, dengan tingkat respons tujuh kali lebih cepat untuk browsing.
Kecepatan download juga meningkat secara dramatis, dengan lebih dari 90 persen pengguna melihat setidaknya 100 Mbps kecepatan download pada 5G, versus 8 Mbps pada LTE. Simulasi San Francisco bahkan lebih mengesankan.
Di sana, Qualcomm memodelkan jaringan yang beroperasi pada spektrum MHz 800 MHz 28 Ghz, yang dibangun di atas jaringan gigabit-LTE pada empat pita LTE berlisensi selain pita lisensi Assisted Access (LAA). Kecepatan penjelajahan naik dari 71 Mbps untuk pengguna 4G rata-rata menjadi 1,4 Gbps untuk pengguna rata-rata 5G (dalam cakupan mmWave), dengan waktu respons kira-kira 23 kali lebih cepat.
Kecepatan download untuk 90 persen pengguna beralih dari paling sedikit 10 Mbps menjadi 186 Mbps pada 5G, dengan kecepatan rata-rata clocking pada 442 Mbps. Kualitas video juga meningkat secara dramatis di kedua tes tersebut, dengan pengguna rata-rata 5G melihat 8K, 120 FPS, video streaming warna 10 bit.
Meskipun cara yang tepat masih dicari sebelum kecepatan semacam ini menjadi kenyataan. Seiring upaya Qualcomm dalam simulasi, mereka masih hanya melakukan tes.
Ditambah lagi, produsen perangkat dan perusahaan seluler perlu membangun perangkat yang dapat memanfaatkan kecepatan lebih cepat, dan juga membangun infrastruktur jaringan 5G dan gigabit-LTE non-mandiri. Jika jaringan 5G hanya mengatur setengah dari kecepatan simulasi Qualcomm, maka itu akan menjadi lompatan besar yang secara fundamental dapat mengubah cara manusia menggunakan perangkat mobile.