Sabtu 24 Feb 2018 05:18 WIB

Ini Keunggulan Pesawat R80 Gagasan Habibie

Pesawat R80 menggunakan baling-baling yang bisa menghemat bahan bakar.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Replika pesawat R80 di salah satu stan pameran  di Indonesia Science Expo 2017, Jakarta, Senin (23/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Replika pesawat R80 di salah satu stan pameran di Indonesia Science Expo 2017, Jakarta, Senin (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Regio Aviasi Industri menandatangani MOU dengan dua perusahaan Italia dalam pembuatan dan pengembangan pesawat R80 yang digagas oleh Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie tersebut. Dua perusahaan tersebut yaitu LEONARDO Aerostructure Division dan LAER, Kamis (22/2) kemarin.

Komisaris PT RAI Ilham Habibie mengatakan keunggulan R80 yang menggunakan baling-baling ini lebih hemat dari segi penggunaan bahan bakar sekitar 10-20 persen daripada pesawat jet.

Meskipun tidak secepat pesawat jet, pesawat turboprop R80 ini dinilai cocok untuk penerbangan domestik antarpulau di Indonesia dan tidak membutuhkan landasan yang terlalu panjang sehingga bisa mendarat di bandara kecil.

"Kecepatan tidak jadi soal karena ini digunakan untuk rute-rute ke kota kecil dan menengah, yang tidak terlalu padat dan jarak di antara dua kota tersebut tidak terlalu jauh," kata Ilham.

Saat ini, pesawat tersebut telah dipesan sebanyak 155 unit oleh empat perusahaan maskapai penerbangan dalam negeri. Diantaranya,Nam Air 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit, dan Aviastar 10.

Setelah penandatanganan MoU ini, tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan full scale development. Pada fase ini, akan dilakukan pembuatan prototype dari R80. Purwarupanya akan dibuat enam unit.

Dari enam purwarupa yang akan dibuat, empat diantaranya akan digunakan untuk uji terbang dan dua sisanya untuk uji kekuatan struktur. Uji coba perdana akan dilakukan pada 2022 mendatang.

Sementara, dalam fase kedua juga akan dilakukan sertifikasi agar produk bisa dipasarkan nantinya. Jadi setelah sertifikasi legal, baru bisa dijual dan dipasarkan. isensinya dari Indonesia dan Eropa dan uji sertifikasinya 2022 hingga 2024. Setelah dilakukan proses sertifikasi, maka akan dilakukan fase ketiga, yaitu serial production. Dimana dalam fase ini, RAI akan mulai menyerahkan pesawat kepada kostumernya. Targetnya yakni pada tahun 2025.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement