REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sejumlah studi dan laporan ilmiah telah membuktikan bahwa remaja masa kini berbeda dari generasi sebelumnya. Sisi positifnya, mereka berperilaku lebih baik, tidak 'hedon', dan lebih sedikit melanggar aturan.
Ada banyak bukti yang menguatkannya, termasuk penelitian mendalam di sejumlah negara. Misalnya, penurunan konsumsi alkohol, penyalahgunaan narkoba, serta semakin rendahnya angka tawuran, kenakalan remaja, dan perilaku antisosial.
Salah satu penyebabnya adalah kehidupan keluarga yang berubah. Studi oleh akademisi Giulia Dotti Sani dan Judith Treas menemukan bahwa orang tua di 11 negara kini menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh anak.
Pada 2012, orang tua di Amerika Serikat rata-rata memiliki waktu 88 menit sehari untuk dihabiskan bersama anak. Frekuensi pengasuhan anak itu melonjak drastis dari rata-rata waktu yang hanya 41 menit di tahun 1965.
Di sisi lain, mayoritas remaja masa kini adalah pecandu berat gawai, internet, dan media sosial. Perkembangan teknologi yang memungkinkan komunikasi digital tanpa tatap muka itu memberikan dampak tersendiri yang tidak selalu baik.
Sophie Wasson, psikolog di Harvard-Westlake menyebutkan potensi rasa terisolasi pada remaja. Pasalnya, mereka melewatkan kesempatan untuk mengembangkan hubungan emosional yang mendalam yang dibangun dengan komunikasi verbal dan nonverbal.
Hasil survei global PISA oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) juga menunjukkan anak lebih sulit berteman dari tahun ke tahun. Hampir di setiap negara yang disurvei, semakin sedikit remaja yang menganggap menjalin pertemanan adalah hal mudah.
Mungkin itu sebabnya lebih banyak remaja generasi masa kini yang kesepian dibandingkan sebelumnya. Anak-anak muda di sejumlah negara juga semakin berjuang dengan isolasi sosial yang tingkatnya kian ekstrem, dikutip dari laman Economist.
Advertisement