REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif memfasilitasi para pengembang gim lokal membangun jejaring serta mendapatkan inspirasi dan pengetahuan melalui Bekraf Game Prime 2017 sesi Business to Business (B2B) agar bisa merambah dunia internasional.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (28/7), berharap sesi tersebut dapat memberikan kesempatan kepada pengembang lokal untuk go international dengan kualitas gim berkelas.
"Dengan acara ini, saya harapkan ini networking (jejaring) bakal terjadi deal-deal (kesepakatan) antarinvestor atau perusahan besar di industri gim ini. Juga mereka bisa bertemu dengan calon-calon individual yang dinilai layak bekerja sama untuk membentuk perusahaan baru," katanya.
Sesi B2B itu menghadirkan sejumlah pakar gim baik lokal maupun mancanegara seperti dosen pengembangan gim dari KDU University College Malaysia Hilmy Abdul Rahim, dan Business Development Manager di Google Apps & Games untuk regional Asia Tenggara dan Australia David Yin. Keduanya menjadi pembicara dengan tema "Defining Good Game from The Prespective of Game Publisher".
Dalam salah satu topik, Anton Soeharyo, CEO & Founder Touchten Games, sebuah perusahaan mobile game top Indonesia, menjelaskan strategi khusus untuk meningkatkan pendapatan para pengembang lokal sehingga dapat memanfaatkan pasar game Indonesia yang bernilai Rp11 triliun.
Selain konten yang bagus, diperlukan kiat khusus agar tampilan luar gim tersebut lebih menarik bagi pengguna dengan cara menggunakan ikon yang unik, ulasan di cuplikan layar (screenshots) yang menarik serta menentukan kata kunci yang familiar.
"Kayak orang pacaran pertama kali. Bertemu orang, terus dia pakai bajunya kayak gembel. Males kan kita kenalan dengan orang itu. Tapi apabila kita ke Apps Store, screenshot-nya menarik dan kelihatannya menjanjikan, nah baru orang akan unduh," katanya.