REPUBLIKA.CO.ID, Pada Maret tahun lalu, sekelompok ilmuwan Belanda telah mengumumkan bahwa mereka menanam 10 spesies dari tanaman yang berbeda. Diantaranya, tomat, kacang polong, gandum, argula, lobak dan alim, di atas tanah Mars yang gersang.
Dilansir dari laman Smithsonianmag, sebuah studi baru menunjukkan bahwa kentang mungkin dapat bertahan hidup di Planet Merah tersebut. Seperti yang dilaporkan Katherine Ellen Foley pada Quartz, peneliti di International Potato Center, yang dikenal dengan sebutan CIP, tanaman yang mampu tumbuh di tanah Mars, seperti kentang.
Tetapi pada awalnya para ilmuwan menghadapi tantangan yang cukup sulit. Kondisi di Mars tidak ramah untuk kehidupan biologis. Tanah planet yang asin, tipis, dan kurang bahan kimia seperti nitrogen, yang membantu tanaman tumbuh. Kemudian, atmosfernya hanya mengandung sedikit oksigen, yang penting untuk pertumbuhan tanaman, dan suhu rata-rata dingin, -80 derajat Fahrenheit.
Dalam kondisi yang sulit, peneliti mengandalkan tanah dari padang pasir Pampas de La Joya di Peru, seperti tanah di Mars, mengandung beberapa senyawa yang mendukung kehidupan. Kemudian ditempatkan tanah di dalam CubeSat, satelit ditutup yang dapat mensimulasikan suhu, tekanan udara, oksigen dan tingkat karbon dioksida di Mars.
Peneliti mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan peluang kentang tumbuh dalam lingkungan yang keras. Mereka menggunakan umbi-umbian yang telah dibesarkan untuk berkembang di tanah asin, dan irigasi dengan air yang kaya nutrisi.
Sensor terus memantau sepetak tanah selama 24 jam sehari. Dan, hasilnya setelah satu tahun proyek dimulai, peneliti melihat kentang tumbuh di dalam tanah. Walter Amoros menyebut hasil tersebut merupakan sebuah kejutan yang menyenangkan, menurut pernyataan CIP.
Percobaan CIP ini bisa memiliki implikasi signifikan bagi masa depan eksplorasi ruang angkasa. NASA mendorong dengan rencana untuk mengirim manusia ke Mars, dan astronot akan memerlukan makanan, sementara mereka ada di sana, tapi penting untuk dicatat bahwa hasil percobaan belum diterbitkan.
Adapun dengan adanya hasil percobaan ini, mungkin pada kenyataannya akan lebih signifikan untuk manusia di Bumi. Ketika CIP tidak berkecimpung dalam pertanian luar bumi, organisasi menggunakan akar dan umbi-umbian untuk mengembangkan solusi berkelanjutan untuk kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim di seluruh dunia.
Perubahan iklim menciptakan kondisi tanah yang buruk, CIP menjelaskan dalam sebuah pernyataan kedua, yang dapat memperburuk kemiskinan dan kekurangan gizi di area yang sudah rentan. Jika kentang dapat berkembang dalam Mars, maka mereka mungkin dapat bertahan hidup di tanah yang telah rusak oleh pemanasan global.