Jumat 28 Oct 2016 15:17 WIB

Ekspedisi Menembus Langit Dapat Penghargaan MURI

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Roket Antariksa/Ilustrasi
Foto: VOA
Roket Antariksa/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan pada tim Pesawat tanpa awak (unnamed aerial vehicle/UAV) Ai-X1 atau yang disebut Ekspedisi Menembus Langit, Jumat (28/10).

"Hari ini MURI dengan bangga memberika penghargaan, pesawat ulang-aling pertama yang terbang 10 km di atas permukaan bumi," kata Wakil Direktur MURI, Omar Semesta di Gedung Cyber, Tendean, Jakarta, Jumat (28/10).

Balon Cuaca Ekspedisi 'Menembus Langit' Pecah di Udara

Pesawat Ai-X1 atau yang disebut ekspedisi Menembus Langit berhasil diterbangkan pada Jumat (28/10) sekira pukul 06.00 WIB. Penerbangan pesawat buatan anak dalam negeri itu, diluncurkan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Pemantauan cuaca dan angin juga dilakukan sejak pukul 05.00 WIB di Gedung Cyber, Jakarta. Penerbangan dibantu menggunakan balon cuaca hingga ketinggian 30 km di atas permukaam bumi. Setelah itu, pesawat Ai-X1 akan melanjutkan perjalanan mengeksplorasi stratosfer.

Namun, pada ketinggian 10 km atau pukul 06.53 WIB, GPS mengalami gangguan. Hal tersebut membuat pesawat otomatis menyelamatkan diri dan melepaskan kaitan dengan balon cuaca. Pesawat kembali ke mendarat di Pameungpuek, Garut.

Omar berujar, MURI bangga ada pesawat tanpa awak buatan anak negeri yang mencapai ketinggian 10 km pada hari Sumpah Pemuda. MURI, ia melanjutkan, memberikan penghargaan bukan dari ketinggian, namun 'pertama'-nya.

"Ini pesawat tanpa awak pertama yang capai ketinggian 10 km," ujar dia.

Kendati tidak mencapai target 30 km, Omar berharap Ekspedisi Menembus Langit dapat menjadi pembuka perkembanga bidang teknologi kedirgantaraan dan kajian ilmu aeronautika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement