Ahad 24 Jul 2016 23:00 WIB

Makara yang Membawa Nama Harum Indonesia

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Autonomous Marine Vehicle Team Universitas Indonesia (AMV UI) mengecek mesin kapal tanpa awak Makara-05 hasil karya mereka di Ruang Robot FTUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (20/7).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Autonomous Marine Vehicle Team Universitas Indonesia (AMV UI) berpose bersama kapal tanpa awak Makara-05 hasil karya mereka di Ruang Robot FTUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (20/7).

Tak Berhenti

 

Tim AMV UI pun kemudian berinovasi kembali dan melahirkan Makara 2. Karya kedua buatan anak bangsa ini lebih canggih dengan konsep hydrodynamic dengan fitur elektrik yang canggih. AMV UI juga bekerjasama dengan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB).  

Makara 2 yang berwarna gelap dan berbentuk unik ini sering disebut Sea Ghost. Kapal yang didesain dengan dua lambung (multihull) ini diperuntukan sebagai kapal yang mengawasi wilayah perbatasan NKRI. 

Kemudian tim bergerak lebih jauh dengan membuat Makara 3, kapal tanpa awak yang mirip dengan kapal patroli SAR (search and rescue). Sementara kapal Makara 4 dibuat dengan bentuk mirip lumba-lumba.

Tim AMV yang kini telah melakukan regenerasi dan diketuai Zulfah di 2015 melakukan inovasi kapal tanpa awak bernama Makara 5. Kapal ini memiliki tiga lambung dan menggunakan teknologi maritim dari Universitas Delft, Belanda. “Awal pembuatannya Januari 2015 dan selesai Agustus 2015, cuma karena kendala dana, terpaksa pembuatannya diundur hingga 2016,” ujar Zulfah. Dana bisa dibilang batu sandungan terbesar tim AMV.

Kendala dana yang kadangkala membuat tim AMV UI kesulitan untuk berangkat berlomba ke ajang internasional. Zulfah merinci untuk membuat sebuah kapal dibutuhkan dana Rp 25 juta. Namun jika digabungkan dengan pembuatan kapal cadangan dan suku cadang lainnya maka dibutuhkan dana Rp 100 juta.

Nilai Rp 100 juta tentu bukan angka main-main bagi kantung seorang pelajar. Apalagi anggota tim bukanlah anak-anak jutawan yang sekali merengek bisa mengucurkan dana ratusan juta kepada orang tuanya.

Tim pun melempar beragam proposal untuk mencari pendanaan. Untunglah beberapa BUMN dan swasta mau ikut urunan meski mungkin tak janjian untuk membiayai Makara.

Seperti Perusahaan Gas Negara (PGN), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Ford Foundation, Jasa Raharja, Jasa Raharja Putera, PT Hamson, PT Dok Air Kantung, PT Arindo dan 3Dprinting.co.id. Selain itu juga organisasi seperti  Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) dan Indonesian National Shipowner's Association (INSA).“Ribuan terima kasih saya ucapkan kepada para pendonor sehingga kami bisa berangkat untuk mengikuti lomba,” tutur Zulfah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement