Jumat 24 Jun 2016 14:08 WIB

Mengenal Dark Web, Sisi Gelap Dunia Internet

Pakar keamanan cyber dan komunikasi Pratama Persadha
Foto: CISSReC
Pakar keamanan cyber dan komunikasi Pratama Persadha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada jutaan alamat website di seluruh dunia. Namun, rupanya jutaan alamat website itu hanya 5 persen dari jaringa internet dunia. Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan 95 persen jaringan internet di dunia ini adalah 'dark web' alias jaringan internet yang tidak terdeteksi.

Di sinilah, kata dia, pelaku-pelaku kriminal menggunakan jaringan internet yang sulit dideteksi menggunakan 'jaringan internet normal'. Lalu, seberapa gelap 'dark web' ini?

Pratama mengatakan tidak banyak yang mengetahui soal dark web ini. Orang-orang yang menggunakan jaringan internet ini bisa masuk menggunakan ID khusus, browser khusus. Kalaupun orang biasa hendak masuk ke dalam jaringan ini, harus lolos melalui identifikasi tertentu.

"Kalaupun kita memiliki browser khusus ini, tidak akan cukup bisa masuk karena di dalam sana ada bermacam sektor yang kalau kita masuk ke sana harus diotentifikasi lebih dulu," ujar Pratama, saat ditemui Republika.co.id.

Orang-orang yang bisa masuk ke dalam jaringan dark web ini, kata Pratama adalah orang-orang yang memiliki akses khusus. Dia mencontohkan, grup-grup mafia. Artinya, hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi anggota kelompok tersebut yang bisa masuk ke dalam dark web mereka, mengikuti forum dan melakukan transaksi di dalamnya.

Orang awam tidak bisa melihat website ini sebab dark web ini tidak memiliki alamat url. Dark web ini hanya memiliki IP base yang semuanya sudah terproxy. "Di sana ada perdagangan manusia, perdagangan senjata, perdagangan narkotika, pornografi," ujar Pratama mencontohkan.

Lembaga intelegen pun, kata Pratama selama ini baru bisa bergerak di jaringan internet yang luasnya baru 5 persen. Menurut Pratama, lembaga intelejen harus memiliki akses untuk memasuki dark web yang jaringannya mencapai 95 persen. Dia mengatakan Indonesia memerlukan sebuah lembaga khusus yang memiliki otoritas untuk memasuki di wilayah dark web tersebut.

"Kita beberapa kali bicara dengan lembaga intelejen untuk memetakan ke arah sana karena," kata Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement