Empat belas tahun kemudian, pada 2009, Gert akhirnya bisa melakukan ekplorasi (Deep Down Under). Ia mendapat hibah dari German Research Foundation bekerja sama dengan rekan-rekan peneliti dari Jerman dan Australia.
Dengan bantuan ROV, dilengkapi kamera dan lengan robot, para peneliti menjelajahi kedalaman dari 92 meter hingga hampir 800 meter di bawah laut. Mereka mengumpulkan foto, video, dan sampel-sampel. Temuan ini dipublikasikan bulan ini di Jurnal Marine Biodiversity.
"Temuan kami yang paling signifikan adalah sebuah komunitas fauna randa yang terdiri dari spons batu, spons kaca, Brachiopoda, dan lili laut berjalan," kata Gert. Populasi ini dominan keberadaannya pada era Paleozoic dan Mesozoic, puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu.
Eksplorasi ini juga mengungkapkan jenis-jenis biota yang berbeda pada kedalaman berbeda. Habitat yang paling menarik dan padat populasi adalah batu-batu besar yang menjadi rumah beberapa makhluk tak biasa. Pada singkapan batu, kata Gert, ia menemukan beberapa spesies spons kaca. Dua spesies di antaranya terbilang baru dalam dunia ilmu pengetahuan, yaitu Aspidoscopulia australia dan Aspidoscopulia ospreys.
Mereka juga menemukan spesies Psilocalyx wilsoni, yang merupakan temuan pertama sejak spesies ini dikenali selama ekspedisi Belanda Siboga pada 1899-1900 di Indonesia. "Temuan spesies langka ini menyoroti keunikan habitat dan pentingnya wilayah ini sebagai wadah keanekaragaman hayati," kata Gert.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
