REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Selama ini, para konsumen gadget khususnya ponsel akan dihadapkan pada pilihan layar LCD atau OLED. Dilansir dari Phone Arena, teknologi layar LCD menggunakan lampu latar (liquid crystal) untuk menampilkan gambar dari layar kristal. Sementara, OLED tak membutuhkan lampu latar untuk menampilkan gambar serta menampilkan warna yang lebih tajam.
Seperti diketahui, banyak yang cenderung memilih teknologi LCD. Hal ini karena ponsel dengan fitur layar LCD dinilai lebih terjangkau oleh para konsumen. Bahkan, Motorola juga kini beralih ke layar LCD untuk gadget terbaru mereka Moto X Pure. Padahal, sebelumnya Motorola sudah menggunakan teknologi OLED.
Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Samsung juga menciptakan ponsel dengan teknologi layar AMOLED, atau pengembangan fitur dari layar OLED. Selama ini, smart phone AMOLED yang dirilis Samsung dijual dengan harga yang cukup tinggi, yaitu 30 persen lebih mahal dari ponsel dengan layar LCD.
Namun, pada 2016, perusahaan teknologi yang bermarkas di Korea Selatan itu dikabarkan hendak menurunkan harga untuk gadget berteknologi Amoled. Setidaknya, penurunan dilakukan sebanyak 20 persen.
Tentunya, kabar ini begitu menggembirkan mengingat penurunan itu membuat harga ponsel layar LCD dan AMOLED menjadi setara. Namun, para pembuat layar LCD dipastikan sangat khawatir, terlebih bila Samsung dapat meyakinkan Apple menggunakan teknologi Amoled.