Selasa 20 Oct 2015 05:07 WIB

Potongan Jeruk Bisa Serap Merkuri

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Hidangan laut mengandung merkuri, perhatikan betul agar anak tidak terpapar merkuti tinggi dari makanan laut yang disantapnya.
Foto: Republika/RakhmawatyLa'lang
Hidangan laut mengandung merkuri, perhatikan betul agar anak tidak terpapar merkuti tinggi dari makanan laut yang disantapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kontaminasi merkuri pada bahan makanan, terutama yang berasal dari laut telah menjadi isu darurat. Sebab, kontaminasi yang biasanya berasal dari pertambangan itu telah mencapai tingkat yang membahayakan bagi kesehatan.

Kontaminasi merkuri saat ini juga dikait-kaitkan dengan penurunan IQ pada anak. Solusi penanganan merkusi ini masih penjadi pekerjaan rumah karena otoritas di dunia masih belum menemukan cara efisien untuk menurunkan resikonya dalam skala besar.

Para peneliti juga berlomba-lomba untuk membantu mengatasi permasalahan. Baru-baru ini, peneliti Australia membuat 'sistem' yang dapat membersihkan limbah merkuri. Sistem tersebut sangat murah karena terbuat dari potongan jeruk.

Polimer seperti jeli yang lembut dan berasal dari potongan jeruk, bernama sulfur limonene polisulfida ternyata dapat menyerap merkuri dari perairan. Penyerapan ini juga disertai dengan perubahan warna.

Sistem ini sangat murah dan mudah didapat karena biasanya potongan jeruk adalah sampah yang dibuang. Peneliti utama Justin Chalker dari Flinders University di Australia Selatan mengatakan polimer tersebut dibuat dari sulfur dan limonene yang didapat dari potongan kulit jeruk.

Ketika polimer yang berwarna merah tua ini bertemu dengan sejumlah kecil merkuri, warnanya berubah menjadi kuning, seiring dengan penyerapan. Ini dapat menjadi sensor lingkungan.

Chalker mengatakan percampuran polimer dan merkusi ini juga membuat materi jadi mudah dibersihkan dan dipindahkan. Timnya telah melakukan uji lingkungan apakah polimer tersebut berbahaya untuk lingkungan atau tidak. Hasilnya, polimer aman untuk dikomersialisasikan dan diproduksi dalam skala besar. Penelitian mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Angewandte Chemie International Edition.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement