Selasa 22 Sep 2015 15:00 WIB

Implementasi 5G di Indonesia Diharapkan Lebih Cepat Dari 2025

 Presiden Direktur XL, Dian Siswarini berkomunikasi melalui video conference dengan Chief Service Management XL, Yessie D. Yosetya (kiri) dan VP XL Region East, Desy Sari Dewi (kanan) yang berada di Surabaya melalui sebuah Robot LTE dalam acara peluncuran
Presiden Direktur XL, Dian Siswarini berkomunikasi melalui video conference dengan Chief Service Management XL, Yessie D. Yosetya (kiri) dan VP XL Region East, Desy Sari Dewi (kanan) yang berada di Surabaya melalui sebuah Robot LTE dalam acara peluncuran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Implementasi layanan seluler berbasis 5G diperkirakan lebih cepat dari prediksi banyak kalangan. Layanan 5G di Indonesia diperkirakan akan dirilis sekitar tahun 2025.

''Pengalaman selama ini, setiap sepuluh tahun ada implementasi teknologi baru. 5G diprediksi tahun 2025, kita harapankan bisa lebih cepat, '' kata President Director, Dian Siswarini, usai peluncuran layanan 4G LTE Surabaya dan Denpasar di Jakarta, Selasa (22/9).

Dian mengungkapkan bahwa layanan 5G akan dilakukan trial mulai tahun ini dan diperkirakan pada tahun 2020 sudah ada layanan komersial di dunua. '' Implementasi di Indonesia umumnya tertinggal 5 tahun. 5G diprediksi dirilis tahun 2025,'' kata Dian.

Namun memperhatikan trial hingga implementasi 4G LTE di Indonesia, Dian memprediksi implementasi 5G lebih cepat. ''Saya juga mengharapkan implementasi 5G bisa lebih cepat dari tahun 2025,'' kata Dian.

Dian tak menjelaskan kapan XL Axiata akan melakukan trial teknologi 5G. Ia menyatakan akan fokus pada 4G LTE dulu.

Untuk layanan 4G LTE sendiri, kata Dian, layanan ini tersedia di dunia tahun 2010. Di Indonesia pada periode yang sama telah dilakukan trial.XL disebut Dian telah melakukan trial 4G LTE pada tahun 2010.

''Saat itu kita melakukan trial di Grha XL,'' kata Dian. Sekitar tiga tahun kemudian dilakukan trial yang lebih luas. Tahun 2015 dilakukan rilis komersial layanan 4G LTE.

Perpindahan dari 3G ke 4G disebut Dian tidak begitu rumit dari sisi teknis. Karena pada dasarnya tidak banyak perubahan di sisi network. ''Pekerjaan terbesar adalah meningkatkan kapasitas. Tak cukup dengan microwave, peningkatan kapasitas harus dengan jaringan serat optik,'' kata Dian.

Pekerjaan berat lain adalah edukasi. ''Bagaimana mengedukasi pelanggan agar mau menggukan 4G LTE, serta mengedukasi apa manfaat teknologi ini. Ini pekerjaan yang berat," kata Dian.

Ia bercerita tak mudah untuk meyakinkan pelanggan menggunakan 4G LTE. ''Namun kalau mereka sudah menggunakan 4G LTE, mereka tidak mau berpindah lagi ke 3G," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement